kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.174.000   10.000   0,46%
  • USD/IDR 16.725   32,00   0,19%
  • IDX 8.127   1,36   0,02%
  • KOMPAS100 1.130   -0,26   -0,02%
  • LQ45 809   -1,81   -0,22%
  • ISSI 283   0,94   0,33%
  • IDX30 425   -0,23   -0,05%
  • IDXHIDIV20 486   -3,35   -0,69%
  • IDX80 124   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 133   -0,20   -0,15%
  • IDXQ30 134   -0,98   -0,73%

Suntikan Dana Rp 200 Triliun ke Bank Himbara, Berikut Catatan Ekonom Prasasti


Rabu, 24 September 2025 / 16:35 WIB
Suntikan Dana Rp 200 Triliun ke Bank Himbara, Berikut Catatan Ekonom Prasasti
ILUSTRASI. Laporan APBN Kita Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat jumpa pers Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kita di Jakarta, Senin (22/9/2025). Kementerian Keuangan mencatat defisit APBN 2025 Rp 321,6 triliun atau 1,35% dari PDB per 31 Agustus 2025. Posisi defisit ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, sebesar 0,69% atau Rp 153,4 triliun. Sasaran defisit RI pada tahun ini sebenarnya mencapai 2,78%. Adapun, keseimbangan primer mencapai Rp 22 triliun hingga 31 Agustus 2025. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/22/09/2025


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Menurut Gundy Cahyadi, Research Director Prasasti kombinasi stimulus likuiditas dan fiskal lebih langsung dibutuhkan.

“Likuiditas bisa disediakan, tetapi tidak serta-merta membangkitkan semangat usaha. Dibutuhkan penguatan daya beli rumah tangga dan kepercayaan bisnis. Pendekatan strategis adalah mengombinasikan keringanan likuiditas dengan langkah fiskal langsung,” ujarnya.

Pemerintah sebelumnya telah meluncurkan paket kebijakan ekonomi “8+4+5” senilai Rp16,2 triliun pada 15 September 2025.

Program ini menargetkan penciptaan tiga juta lapangan kerja melalui kombinasi stimulus jangka pendek seperti bantuan beras, insentif pajak, dan padat karya, serta inisiatif jangka panjang di sektor koperasi, perkebunan, perikanan, dan akuakultur.

“Fokus paket ini pada konsumsi sekaligus produktivitas patut diapresiasi. Dorongan daya beli melalui bantuan langsung dibarengi program riil jangka panjang. Tantangannya pada implementasi. Bila konsisten, paket ini bisa menjadi katalis nyata pertumbuhan,” tambah Gundy.

Baca Juga: Komisi XI DPR Menilai Suntikan Dana Rp 200 Triliun ke Bank Himbara Jadi Beban

Ia menegaskan pentingnya kebijakan fiskal yang counter-cyclical di tengah lemahnya permintaan swasta.

“Komitmen Menteri Purbaya membentuk satuan tugas khusus untuk mempercepat belanja adalah langkah tepat. Kini yang terpenting adalah memastikan realisasi berjalan seiring janji,” tuturnya.

Selanjutnya: Manulife Aset Manajemen Indonesia Bakal Akuisisi Schroder Indonesia

Menarik Dibaca: 7 Ciri Kepribadian Otrovert yang Langka

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×