kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sulitnya kendalikan pedasnya harga cabai


Jumat, 27 Juni 2014 / 16:34 WIB
Sulitnya kendalikan pedasnya harga cabai
ILUSTRASI. Gejala Penyakit jantung


Reporter: Widyasari Ginting | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Menjelang lebaran harga beberapa komoditi biasanya mengalami kenaikan. Cabe misalnya, komoditi yang satu ini acap kali mengalami kenaikan harga yang signifikan menjelang bulan puasa.

Anehnya, harga cabe rawit merah memasuki bulan puasa 2014 ini justru mengalami penurunan. Harga cabe rawit merah di Pasar Induk Kramat Jati pada minggu ini, hanya berada pada level Rp 6.000 per kg.

Usai melakukan pantauan ke Pasar Regional Keramat Jati dan Pasar Induk Keramat Jati, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung (CT) bilang, terdapat sejumlah komoditi barang yang mengalami penurunan, diantaranya cabe.

Berdasarkan laporan Bu Darmo salah seorang agen cabe di pasar Induk Kramat Jari, saat ini harga cabe yang dibeli dari petani pada saaat ini hanya Rp 3.000 per kg

Penurunan harga yang berlebih ini menurut CT bakal menyebabkan imbal hasil petani bermasalah. CT bilang jika harga cabe ini dibiarkan tetap jelek maka kemungkianan besar, kedepannya petani akan menghindari menanam cabe dan menyebabkan harga cabe mendatang meningkat.

CT bilang bahwa perlu ada sebuah teknologi untuk mengelola hasil pertanian untuk bisa bertahan lebih lama, agar bisa dijual pada saat harga menarik.

CT juga mendiskusikan dengan Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alomoeso untuk opsi penahanan sejumlah komoditi barang selama satu sampai dua bulan agar harga mengalami perbaikan.

Sutarto menjelaskan bahwa selama ini memang belum ada teknologi dapat digunakan untuk menyimpan barang dalam rentan waktu yang cukup lama. Selain itu menurutnya, masyarakat juga harus dibiasakan untuk menggunakan barang - barang yang sudah diolah menggunakan teknologi, misalnya dengan penggunaan cabe kering atau cabe olahan. "Supaya harga jangan terlalu turun, jadi jangan selalu segar," ucapnya Sutarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×