kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,08   6,72   0.72%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suku Bunga BI Naik, Dunia Usaha Kembali Tertekan


Minggu, 25 September 2022 / 13:42 WIB
Suku Bunga BI Naik, Dunia Usaha Kembali Tertekan
ILUSTRASI. Dunia usaha kembali mengalami tekanan karena adanya potensi melemahnya konsumsi.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI September 2022. Kali ini, suku bunga acuan dikerek sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,25%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan BI untuk meningkatkan suku bunga acuan ini merupakan langkah front-loaded, pre-emptive, dan forward looking dalam menjaga ekspektasi inflasi ke depan dan tingkat inflasi inti.

Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani mengatakan, ketika pemerintah secara agresif melakukan penyelamatan fiskal dengan banyak disinsentif ke dunia usaha, pemerintah kembali membuat kebijakan dari sisi moneter yang membuat dunia usaha kembali mengalami tekanan karena adanya potensi melemahnya konsumsi.

Baca Juga: Suku Bunga BI Naik Lagi, Seperti Apa Efeknya terhadap Dunia Usaha?

Dia menambahkan, seharusnya pemerintah lebih fokus dengan pemberian insentif agar terjadi pengurangan biaya-biaya dan kemudahan produksi sehingga efek inflasinya tetap bisa terjaga. Misalnya saja kebijakan relaksasi kredit untuk dunia usaha yang kembali diperpanjang karena narasi besar atas potensi inflasi.

"Dengan pola pembiayaan yang lebih terukur dan manageable, dunia usaha akan mempunyai fleksibilitas," ujar Ajib dalam siaran pers, Minggu (25/9).

Ajib menambahkan, ketika pemerintah sudah membuat kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga, maka ada dua hal yang perlu dimitigasi dengan baik, yaitu potensi pertumbuhan ekonomi yang akan jadi terkoreksi dan inflasi yang tetap merangkak naik.

Baca Juga: BI: Likuiditas Perekonomian Melambat pada Agustus 2022

Dia menyebut, sampai di akhir tahun, pertumbuhan ekonomi cenderung akan bergerak di angka 5%. Tetapi ada potensi risiko ketika inflasi lebih tinggi ketimbang pertumbuhan ekonomi.

"Ketika kondisi tingkat inflasi di atas pertumbuhan ekonomi terjadi, maka secara substantif kesejahteraan masyarakat akan turun dan terkorbankan," ujar Ajib.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×