kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Suku Bunga AS Bisa Naik Lagi, Begini Cara BI Menangkal Ketidakpastian


Minggu, 27 Agustus 2023 / 08:06 WIB
Suku Bunga AS Bisa Naik Lagi, Begini Cara BI Menangkal Ketidakpastian
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) bersama para Deputi Gubernur BI dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Kamis (24/8/2023).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) yakin bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) akan meningkatkan suku bunga acuannya lagi pada bulan September 2023. Bahkan, ada kemungkinan bahwa kenaikan suku bunga acuan dari Federal Reserve (The Fed) AS akan dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya.

"Kami perkirakan September 2023 ini masih akan ada kenaikan suku bunga The Fed. Bahkan probabilitas akan naik dua kali lipat," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Rabu (24/8).

Perry mengatakan bahwa kemungkinan ini muncul karena inflasi di AS masih tinggi dan pasar tenaga kerja di negara Amerika Serikat sedang ketat.

Langkah yang mungkin diambil oleh The Fed ini akan memiliki dampak pada pasar keuangan global, termasuk di Indonesia. Kemungkinan besar, nilai dolar AS akan menguat seperti yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Ini dapat mengakibatkan stabilitas nilai tukar rupiah menjadi terganggu.

Baca Juga: Pidato Lengkap Bos The Fed di Simposium Jackson Hole

Untuk mengurangi dampak ini, Perry menjelaskan bahwa langkah yang diambil oleh BI tidak hanya sebatas pada kebijakan suku bunga acuan.

"Jamunya ya bukan suku bunga saja. Namun, intervensi valuta asing. Alhamdulillah meski rupiah agak melemah, tetapi akan lebih rendah pelemahannya dari negara lain," ungkap Perry. 

Selain melakukan intervensi di pasar valuta asing, Perry juga memperkuat kebijakan untuk menarik para eksportir menempatkan devisa hasil ekspor (DHE) lebih lama di dalam negeri.  Plus, BI meluncurkan instrumen baru berupa Sekuritas Rupiah BI (SRBI) untuk memperkuat upaya pendalaman pasar uang. 

Segala upaya tersebut dilakukan, untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang berpotensi terganggu dengan ketidakpastian global yang masih tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×