Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mengerek suku bunga acuan sebesar 225 basis poin (bps) dari Agustus 2022, kini Bank Indonesia (BI) belum juga menurunkan suku bunga acuan. Hingga saat ini, suku bunga acuan tetap dipertahankan di level 5,75%.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, meski BI belum menurunkan suku bunga acuan, BI tetap bisa memberikan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Suku bunga tetap. Apakah bisa mendorong pertumbuhan ekonomi? Ya bisa! Karena jamu kami kan banyak," tegas Perry, Kamis (22/6) di Jakarta.
Baca Juga: Inflasi Turun ke Sasaran 3% Plus Minus 1%, Lebih Cepat dari Perkiraan
Salah satu instrumen yang digunakan oleh Perry dan kawan-kawan adalah dengan menjaga likuiditas yaitu dengan memperluas stimulus makroprudensial.
Selama ini, BI telah memberikan stimulus likuiditas kepada perbankan yang menyalurkan kredit pada 46 sektor-sektor prioritas, kepada UMKM, dan bahkan untuk ekonomi hijau.
Deputi Gubernur BI Juda Agung pun menambahkan, total insentif yang sudah diberikan oleh BI kurang lebih Rp 108 triliun dan diterima oleh 122 bank.
Bahkan, Juda mengaku BI akan melakukan refokusing ke depan. Menurutnya, insentif ini akan diberikan pada bank-bank yang mendorong upaya industrialisasi.
"Baik itu dari sisi pertambangan, hilirisasi, agro industri (industri pertanian), pengolahan, hasil perkebunan, dan lain-lain," terang Juda.
Baca Juga: Pertumbuhan Kredit Perbankan Mulai Menguat di Mei 2023
Termasuk, kepada bank-bank yang juga menyalurkan kredit kepada sektor-sektor yang mendorong pertumbuhan lebih cepat, seperti sektor perumahan yang memberi dampak luas.
Juda bilang saat ini BI tengah dalam proses finalisasi mengenai beleidnya. "Insya Allah akan kami umumkan di bulan depan," tandas Juda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News