Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jakarta diprediksi tetap menjadi salah satu pusat perekonomian meski sudah tidak menyandang status ibu kota negara.
Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengatakan, dampak menjadi ibu kota ataupun tidak, tidak akan terlalu signifikan bagi perekonomian Jakarta. Apalagi proses transisi tersebut, jika benar-benar terjadi, akan berlangsung secara bertahap.
Menurutnya, fokus Jakarta sebagai kota bisnis justru berpotensi meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Jakarta. Aktivitas pemerintahan akan digantikan aktivitas bisnis yang memberikan return lebih tinggi.
"Jakarta tetap akan menarik sebagai tujuan investasi, sektor jasa khususnya keuangan, retail, teknologi, SDM/pendidikan, logistik, dan telekomunikasi tetap akan menjanjikan," ujar Wijayanto kepada Kontan, Selasa (10/12).
Baca Juga: IKN Jadi Ibu Kota Politik pada 2029, Pembangunan Gedung DPR/MPR Dimulai Tahun Depan
Wijayanto menilai, yang barangkali akan sedikit terkendala adalah sektor properti dan perhotelan. Hal ini mengingat akan terjadi supply tambahan dari ruang-ruang yang saat ini dimanfaatkan untuk aktivitas pemerintahan.
"Sementara saat ini kita mengalami kondisi oversupply," kata dia.
Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda mengatakan besarnya populasi masyarakat Jakarta membuat wilayah tersebut memiliki pasar yang luas. Hal ini tentu menjadi perhatian utama bagi para investor dan industri.
"Siapapun pemimpinnya, ekonomi Jakarta akan tumbuh signifikan, pasar Jakarta sangat luas dengan potensi ekonomi yang terus tumbuh," kata Nailul.
Nailul memproyeksikan, ekonomi Jakarta akan tetap tumbuh terjaga karena pasar yang sudah besar, adaptasi teknologi yang tinggi, serta ekonomi yang sudah autopilot.
Baca Juga: Hingga Awal Desember, Progres Pembangunan IKN Capai 61,7%
Sebelumnya, Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani juga mengatakan iklim investasi di Jakarta bakal tetap kuat meskipun status ibu kota telah berpindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
Rosan menjelaskan, salah satu faktor yang mendorong investasi Jakarta tetap kuat adalah karena memiliki wilayah yang strategis hingga punya sistem ekonomi yang sudah mumpuni.
Selanjutnya: Manchester City dan Chelsea Raih Tambahan Pendapatan Rp 1,2 T di FIFA Club World Cup
Menarik Dibaca: Diguyur Hujan, Ini Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (11/12)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News