kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Subsidi tarif listrik 450 VA tidak dicabut di 2018


Minggu, 18 Juni 2017 / 22:03 WIB
Subsidi tarif listrik 450 VA tidak dicabut di 2018


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pemerintah lewat Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) memutuskan tidak akan ada penghapusan subsidi 450 volt ampere (VA). Sebelumnya ada wacana pemerintah untuk mencabut sebagian subsidi, karena data pelanggan yang dimiliki saat ini diangap kurang relevan.

Tahun depan, Kementerian ESDM mengusulkan anggaran subsidi listrik dalam asumsi makro RAPBN 2018 naik dari Rp 45 triliun pada tahun ini menjadi sekitar Rp 52,66 triliun hingga Rp 56,77 triliun. Meski anggarannya naik, tidak berarti jumlah penerimanya bertambah.

Dirjen Anggaran Kemenkeu Askolani bilang, penerima subsidi masih akan sama dengan tahun ini di mana pemerintah telah mengurangi jumlah penerima subsidi untuk golongan 900 VA untuk dialokasikan ke pembangunan. Ia mengatakan, perhitungan saat ini sudah tepat sehingga penerima subsidi 450 VA belum perlu disisir lagi untuk tahun depan

"Saat ini perhitungannya untuk tahun depan tidak ada perubahan subsidinya untuk konsumen 450 VA, jadi sudah konsisten dengan kebijakan yang ada saat ini," katanya kepada KONTAN, Minggu (18/6).

Ia memaparkan, kenaikan anggaran subsidi pada tahun depan lebih, karena dipicu oleh perubahan harga minyak Indonesia (ICP). Dalam usulan Rancangan APBN 2018, ICP diprediksi berada di kisaran US$ 45 sampai US$ 60 per barel. Sedangkan pada APBN tahun ini ditetapkan US$ 45 per barel.

“Naik itu karena perubahan parameter ICP. Kalau parameternya lebih tinggi kemungkinan menambah beban anggaran subsidi,” katanya.

Ada pula parameter lainnya yang dipantau akan mempengaruhi beban anggaran subsidi, yaitu depresiasi nilai tukar rupiah. Dalam RAPBN tahun depan, nilai tukar diusulkan berada pada Rp 13.500 hingga Rp 13.800 per dolar AS. Sementara tahun ini, Rupiah diasumsikan Rp 13.300 per dolar AS dalam APBN.

“Jadi kenaikan hanya karena parameter saja,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×