Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai subsidi listrik sepanjang tahun 2026 diproyeksikan meningkat menjadi Rp 101,72 triliun, atau naik 15,96% dibandingkan anggaran subsidi listrik 2025 yang sebesar Rp 87,72 triliun.
Angka ini mengacu pada asumsi Indonesia Crude Price (ICP) US$ 70 per barel dan kurs Rp 16.500 per dolar AS.
Baca Juga: Pemerintah Kerek Anggaran Subsidi Listrik Jadi Rp 104,6 Triliun pada 2026
Dalam rapat kerja bersama Komisi XII DPR di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Rabu (27/8/2025), Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan, kenaikan subsidi listrik ini terutama disebabkan peningkatan jumlah pelanggan.
"Kenapa subsidi naik menjadi Rp 101 triliun? Itu karena jumlah pelanggannya naik. Kami akan lampirkan datanya dari berapa menjadi berapa, sehingga terlihat alasan kenaikannya," ujar Bahlil.
Bahlil menambahkan, Kementerian ESDM akan melakukan pengawasan terhadap penggunaan subsidi listrik, termasuk dalam implementasi anggaran untuk PLN.
“Ini juga sekaligus menjadi tugas kami melakukan pengawasan terhadap implementasi penggunaan anggaran subsidi untuk PLN. Nanti kami akan lampirkan pada rapat berikutnya,” jelasnya.
Baca Juga: Subsidi Energi Dirombak: BBM dan LPG 3 Kg Bakal Ikuti Skema Listrik
Saat dikonfirmasi, Bahlil menegaskan bahwa kenaikan subsidi listrik ini relatif kecil dan masih terkait dengan penambahan pelanggan yang berhak menerima subsidi.
Selain itu, Bahlil menyampaikan bahwa kuota LPG 3 kg pada 2026 dipatok sebesar 8 juta ton, turun dibandingkan 2025 yang sebesar 8,17 juta ton.
Sementara itu, volume subsidi BBM sepanjang 2026 diproyeksikan mencapai 19,162 juta KL, terdiri dari minyak tanah 0,526 juta KL dan solar 18,636 juta KL
Selanjutnya: Proyek LNG Abadi Masela Mulai FEED, SKK Migas Targetkan Rampung Akhir 2025
Menarik Dibaca: Simak Warna Eksterior Rumah Feng Shui 2025 untuk Harmoni dan Keberuntungan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News