Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi membantah kelangkaan dan kenaikan harga beras terjadi karena adanya hajatan pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Arief mengatakan bahwa sebab utamanya adalah pasokan beras saat ini memang sedang menipis. Bahkan, menurutnya pada bulan Februari 2024 kebutuhan beras defisit sebanyak 2,4 juta ton.
"Jadi bukan karena pencoblosan, kondisi beras saat ini masih tertekan karena panen baru mulai Maret 2024," jelas Arief pada Kontan.co.id, Senin (12/2).
Baca Juga: Panen Raya Tangerang, Cerita Keberhasilan yang Disiapkan Sejak Lama
Untuk itu, beberapa hal yang dilakukan saat ini adalah percepatan impor yang sudah ditugaskan kepada Bulog. Diketahui, Bulog tahun ini mendapatkan penugasan impor beras kembali sebanyak 2 juta ton pada tahun ini.
Selain itu, pemerintah juga terus mengguyur beras Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) tersisa dari Bulog ke pasar tradisional maupun modern.
Kemudian, pendistribusian sebanyak 200.000 ton beras komersial Bulog ke pasaran untuk memastikan ketersediaan pasokan. "Termasuk 50.000 ton-nya akan diberikan ke Food Station atas permintaan Gubernur DKI Jakarta dengan BUMD Pangannya," jelas Arief.
Baca Juga: Bulog: 400.000 Ton Beras Impor Mulai Masuk November 2023
Sebelumnya, keluhan kelangkaan dan mahalnya beras dikeluhkan oleh Asosiasi Peritel Indonesia ( Arprindo). Menurut Aprindo, saat ini, peritel mulai kesulitan mendapatkan suplai beras tipe premium lokal dengan kemasan 5 kg.
Sementara Indonesia akan dihadapkan dengan berbagai perayaan mulai dari pemilu, ramadan hingga lebaran yang diprediksi akan menyebabkan kenaikan permintaan.
Adanya ketidakseimbangan antara supply dan demand inilah yang turut mengerek harga beras di lapangan. Untuk itu, Aprindo juga meminta kepada pemerintah untuk melakukan penyesuaian terhadap Harga Eceran Tertinggi (HET) beras.
Baca Juga: Stok Mulai Menipis, Ritel Modern Batasi Penjualan Beras ke Konsumen
Berdasarkan panel harga Bapanas, Senin (11/2), harga beras memang sudah melambung tinggi di atas HET. Harga beras jenis premium saat ini mencapai Rp 15.860/kg, padahal HET-nya berkisar 12.900 s.d 14.800/kg.
Sementara beras jenis medium mencapai Rp 13.860/kg jauh lebih tinggi dari HET-nya hanya berkisar Rp 10.900 s.d 11.800/kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News