kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.886   62,00   0,39%
  • IDX 7.135   -26,45   -0,37%
  • KOMPAS100 1.093   -0,95   -0,09%
  • LQ45 868   -3,64   -0,42%
  • ISSI 216   0,04   0,02%
  • IDX30 444   -2,54   -0,57%
  • IDXHIDIV20 536   -3,84   -0,71%
  • IDX80 125   -0,10   -0,08%
  • IDXV30 133   -2,20   -1,62%
  • IDXQ30 148   -1,08   -0,73%

Stok Aman, Harga Kedelai Masih Tinggi


Senin, 31 Oktober 2022 / 06:10 WIB
 Stok Aman, Harga Kedelai Masih Tinggi
ILUSTRASI. Harga kedelai masih tinggi walau stok aman


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) menyatakan, pasokan kedelai untuk perajin tahu dan tempe terbilang aman hingga akhir tahun. Meski begitu harga kedelai terbilang masih tinggi.

“Stok kedelai aman sampai akhir tahun,” ujar Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddin di sela acara Rakornas Gakoptindo, Minggu (30/10).

Aip menambahkan, perajin tahu dan tempe sedang mengalami kesulitan akibat naiknya harga kedelai. Ia menyebut, harga kedelai Rp 8.500 per kilogram (kg) pada Desember 2021 lalu dan saat ini telah menjadi melonjak menjadi Rp 14.000 per kg.

“Jadi kenaikannya lebih 60%,” ungkap Aip.

Aip menjelaskan beberapa faktor penyebab naiknya harga kedelai. Diantaranya karena negara negara produsen kedelai dunia seperti Amerika Serikat, Brazil dan Argentina baru akan memanen kedelai pada November dan Desember.

Adapun kedelai yang ada saat ini pada umumnya merupakan kedelai yang dipanen pada tahun lalu sehingga kualitasnya agak menurun.

Baca Juga: Kedelai Langka, Harga Tahu dan Tempe Naik, Menyumbang Inflasi Oktober 2022

Kemudian adanya kenaikan permintaan kedelai dari Tiongkok. Aip menyebut, impor kedelai Tiongkok semula 75 juta ton per tahun. Namun dalam dua tahun terakhir impornya meningkat menjadi 90 juta ton dan 100 juta ton per tahun.

“Indonesia importir kedelai nomor 10 karena rata – rata impor kira-kira 2,5 juta ton sampai 2,7 juta ton per tahun,” ucap Aip.

Aip menuturkan, untuk mengatasi kenaikan harga kedelai, terdapat sejumlah langkah yang dilakukan perajin tempe dan tahu. Diantaranya mengurangi produksi yang disesuaikan dengan kemampuan modalnya, mengurangi ukuran tempe tahu dan menaikkan harga.

“Kan naiknya (harga kedelai) 60% lebih, kita paling naikkan (harga) 20%, 30% karena kami juga tahu masyarakat Indonesia daya belinya lemah,” ujar Aip.

Gakoptindo berterima kasih kepada pemerintah yang telah mensubsidi harga kedelai Rp 1.000 per kilogram. Hanya saja, Gakoptindo meminta pemerintah menyiapkan skema agar tata kelola kedelai diperbaiki sehingga dapat saling menguntungkan semua pihak.

“Selanjutnya jangan subsidi melulu, mesti ada cara lain yang lebih baik yang menguntungkan semua pihak” tutur Aip.

Baca Juga: Stok Kedelai Menipis, Harga Naik, Perajin Tahu Tempe Menjerit, Ini kata Badan Pangan

Aip menyebut, selama ini perajin tempe tahu banyak dibantu importir kedelai. Importir juga harus sesuai dengan ketentuan pemerintah, yaitu hanya mengimpor kedelai grade 1 dengan harga pas.

“Kalau ngambil untung silahkan. Tapi jangan terlalu banyak, kayak kemarin itu ada kejadian importirnya impor grade 2 dijualnya (seharga) grade 1. Harga grade 2 kan cuma Rp 7.000, Rp 8.000 per kilogram dijual Rp 13.500 per kilogram, Rp 14.000 per kilogram,” ungkap Aip.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) meminta pemerintah daerah mengoptimalkan 2% dana transfer umum dan anggaran belanja tidak terduga (BTT) untuk penanganan dampak inflasi yang salah satunya dapat digunakan untuk subsidi harga pangan. Sehingga harga pangan di masyarakat tetap terjangkau.

“Sekarang subsidinya (kedelai) Rp 1.000 per kg, kita minta pemda juga membantu Rp 1.000 per kg, jadi bisa Rp 2.000 per kg (subsidinya),” ucap Zulhas.

Zulhas menyatakan, pendekatan yang mesti dilakukan dalam situasi yang sulit ini adalah gotong royong untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Jadi ada sinergi dan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, importir, petani dan perajin tempe-tahu. Hal ini agar rakyat mendapat harga kedelai terjangkau dan barangnya tersedia.

“Harga kedelai ini sebetulnya harga dunia turun, tapi pengirimannya itu kan 40 hari, jadi (kedelai dengan) harga turun itu akan tiba (di Indonesia pada) Desember-Januari, (kedelai) yang sekarang (merupakan kedelai dengan) harga yang kemarin masih mahal,” pungkas Zulhas.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×