CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Sri Mulyani Waspadai Tren Kontraksi Harga Komoditas yang Masih Berlanjut Tahun Ini


Kamis, 22 Februari 2024 / 22:00 WIB
Sri Mulyani Waspadai Tren Kontraksi Harga Komoditas yang Masih Berlanjut Tahun Ini
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai dinamika harga komoditas global yang masih landai hingga tahun ini.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai dinamika harga komoditas global yang masih landai hingga tahun ini. Pasalnya saat ini, kondisi ekonomi global sedang melemah dan membuat permintaan menurun dan akan berdampak pada perekonomian dalam negeri.

“Perkembangan perekonomian global yang melemah menyebabkan permintaan juga mulai mengalami pelemahan. Sehingga mempengaruhi level atau tingkat harga dari berbagai komoditas,” tutur Sri Mulyani, Kamis (22/2).

Dia merinci, beberapa harga komoditas yang masih mengalami tren pelemahan antara lain harga gas alam yang mengalami kontraksi atau turun 37,9% sejak awal tahun atawa year to date (YtD). Harga batubara terkoreksi 18,5% YtD,

Baca Juga: Kemenkeu: Awal Tahun 2024, Realisasi Belanja Negara Mencapai Rp 184,2 Triliun

Kemudian harga gandum mengalami kontraksi 10,7% YtD, dan harga kedelai terkontraksi 10% YtD.

Sementara itu, harga komoditas yang masih relatif meningkat antara lain, crude palm oil (CPO) naik 1,1% YtD, minyak naik 7,5% YtD, dan harga beras meningkat 5,9%.

“Harga minyak mentah mengalami kenaikan karena adanya ketegangan di Gaza dan di Laut Merah,” kata Menkeu.

Lebih lanjut, Sri Mulyani menyampaikan, dari tren harga komoditas yang melemah tersebut, pemerintah akan terus waspadai karena akan berpotensi mempengaruhi kinerja perekonomian Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×