kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani ungkap pemda endap anggaran belanja hingga Rp 194,12 triliun


Senin, 25 Oktober 2021 / 18:04 WIB
Sri Mulyani ungkap pemda endap anggaran belanja hingga Rp 194,12 triliun
ILUSTRASI. Sri Mulyani sebut pemda endap anggaran belanja hingga Rp 194,12 triliun.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan total dana simpanan pemerintah daerah di perbankan hingga akhir September tercatat mencapai Rp 194,12 triliun. 

Sri Mulyani mengatakan dana yang diendap di perbankan itu meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yakni Juli dan Agustus yang tercatat sudah menurun masing masing Rp 177,73 triliun dan Rp 178,95 triliun. 

Namun demikian, angka tersebut mengalami perbaikan dibandingkan periode September dua tahun terakhir. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat dalam idle pemda pada 2019 dan 2020 masing-masing Rp 345,58 triliun dan Rp 239,53 triliun. 

Sri Mulyani menjelaskan persoalan dana pemda di perbankan berkaitan dengan rendahnya tingkat penyerapan belanja modal di daerah baru mencapai 26% berkontribusi terhadap kenaikan dana pemda di Bank. 

Baca Juga: Hingga September 2021, penerimaan pajak dari sektor usaha terus membaik

Jika ditelisik data simpanan pemda di perbankan hingga Desember 2020 masih terdapat 93,96 triliun. Oleh karena itu, ia meminta pemda untuk segera membelanjakan belanja daerah di sisa akhir tahun ini untuk mendorong perekonomian setempat.

“Ini merupakan suatu hal yang terus kami observasi untuk perbaiki sisi cahsflow di baik di pusat dan daerah,” kata Menkeu saat Konferensi Pers APBN, Senin (25/10). 

Sementara itu, Sri Mulyani mengatakan masih terdapat daerah dengan nilai dana Idle yang melebihi kebutuhan biaya operasional tiga bulan ke depan. Dengan selisih tertinggi di Jawa Timur sebesar Rp 11,8 triliun dan terendah di Lampung mencapai Rp 968,45 miliar. 

Hal ini dipicu oleh rendahnya penyerapan belanja modal. Sehingga anggaran akan terealisasi optimal pada bulan Oktober hingga Desember mengikuti penyelesaian pekerjaan.

Baca Juga: Rupiah melemah 0,25% pada Senin (25/10), paling tertekan di Asia




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×