kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Sri Mulyani sebut wakaf berpotensi mengatasi kemiskinan


Senin, 25 Januari 2021 / 12:18 WIB
Sri Mulyani sebut wakaf berpotensi mengatasi kemiskinan
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani saat Kompas 100 CEO Forum yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (21/1).


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut potensi wakaf dalam mengatasi masalah kemiskinan. Hal itu disampaikan Sri saat peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU).

GNWU merupakan pengembangan wakaf dari yang sebelumnya hanya berupa tanah dan bangunan menjadi aset tidak bergerak.

"Pemangku kepentingan wakaf telah berusaha mengembangkan wakaf uang untuk dikelola secara produktif, amanah atau akuntabel, dan profesional, sehingga dia dapat memperkuat Islamic sosial safety net di masyarakat," ujar Sri di Istana Negara, Senin (25/1).

Badan Wakaf Indonesia (BWI) bersama nazhir wakaf telah memobilisasi wakaf uang dan menginvestasikan kepada kas wakaf linked sukuk. Sebuah instrumen baru yang diterbitkan oleh pemerintah atau kementerian keuangan dimana imbal hasil dari kas wakaf linked sukuk digunakan untuk membiayai berbagai program sosial.

Baca Juga: Jokowi sebut potensi wakaf di Indonesia besar

Sri bilang jumlah dana dalam kas wakaf linked sukuk yang hingga saat ini mencapai Rp 54 miliar. Diharapkan ke depan peran wakaf uang dalam upaya pendanaan dalam mengatasi kemiskinan terus bertambah.

"Sampai dengan tanggal 20 Desember 2020 total wakaf tunai yang sudah terkumpul melalui dan dititipkan di bank adalah sebesar Rp 328 miliar, sedangkan project base wakaf mencapai Rp 597 miliar rupiah," terang Sri yang juga Sekretaris Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).

Sri bilang saat ini pemerintah terus berupaya meningkatkan instrumen pembiayaan berbasis syariah. Instrumen tersebut diakui menunjukkan peningkatan, baik di Indonesia mau pun tingkat global.

Pada tahun 2021 pemerintah akan kembali menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) berbasis project. Sri bilang dana yang dimasukkan dalam SBSN mencapai lebih dari Rp 27 triliun.

Sebelumnya pada tahun 2013 hanya terdapat 1 kementerian yang menggunakan SBSN berbasis project. Saat ini hal tersebut telah diterapkan di 11 kementerian.

Selanjutnya: Sandiaga Uno: Kredit pemulihan Rp 3 triliun bakal digulirkan kepada pelaku pariwisata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×