kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani sebut realisasi subsidi energi di tahun 2019 lebih rendah


Kamis, 09 Januari 2020 / 18:25 WIB
Sri Mulyani sebut realisasi subsidi energi di tahun 2019 lebih rendah
ILUSTRASI. Petugas memasang papan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang baru di SPBU Kawasan Jalan HR. Rasuna Said, Kuningan,Jakarta, Minggu (10/2/2019). Harga BBM non subsidi kembali diturunkan oleh Pertamina, meliputi wilayah hanya Jabodetabek dengan besaran penurun


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belanja pemerintah untuk subsidi energi mengalami penurunan pada 2019. Kementerian Keuangan mencatat, realisasi subsidi energi hanya sebesar Rp 136,9 triliun, atau menurun 10,8% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya yang mencapai Rp 153,5 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, penurunan realisasi subsidi energi disebabkan oleh beberapa faktor.  Pertama, lebih rendahnya realisasi harga minyak mentah Indonesia (ICP) yaitu hanya sebesar US$ 62 per barel dibandingkan asumsi dalam APBN yang sebesar US$ 70 per barel.

Baca Juga: Harga minyak diprediksi naik, produsen plastik menyebut harga bahan baku masih stabil

Kedua, nilai tukar rupiah juga mengalami penguatan ke level US$ 14.146 per dolar AS sepanjang 2019. Dalam APBN, asumsi kurs rupiah sebesar Rp 15.000 per dolar AS.

Secara rinci, realisasi sementara subsidi untuk BBM dan LPG 3 Kg sebesar Rp 84,2 triliun, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 97 triliun.  Pembayaran subsidi tersebut meliputi volume minyak solar sebanyak 14,5 juta kiloliter (KL), minyak tanah 482.000 KL, dan LPG 3 Kg sebesar 6.524,25 juta kg. 

Adapun, realisasi sementara belanja subsidi listrik tercatat Rp 52,7 triliun, juga lebih rendah dari realisasi tahun sebelumnya yang mencapai Rp 56,5 triliun.  

Baca Juga: Kemenhub sebut 82% kontrak angkutan udara perintis telah ditandatangani awal Januari

Subsidi listrik meliputi pembayaran untuk pelanggan rumah tangga 450 VA dan 900 VA dengan volume listrik bersubsidi sebesar 81,5 TWh. 

“Realisasi belanja subsidi energi ini juga sudah memperhitungkan kurang bayar subsidi tahun sebelumnya,” tutur Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×