Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, mengatakan, pandemi Covid-19 yang berdampak ke berbagai negara di dunia termasuk Indonesia telah mengguncang berbagai sektor seperti sosial, keuangan, ekonomi hingga kesehatan masyarakat.
Sri Mulyani mengatakan, salah satu upaya pemerintah untuk menangani dampak pandemi Covid-19 ini adalah instrumen fiskal melalui APBN. Instrumen ini digunakan untuk membantu berbagai sektor yang terdampak termasuk sektor kesehatan dalam penyediaan alat kesehatan atau alat pelindung diri, program-program perlindungan sosial, bantuan bagi dunia usaha, hingga berbagai insentif pajak yang digelontorkan.
“Instrumen fiskal melalui APBN digunakan untuk membantu semua masyarakat untuk menangani Covid-19,” ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Lembaga Manajemen Aset Negara secara daring, Selasa (24/11).
Lewat instrumen APBN ini, pemerintah berhasil membantu lebih dari 20 juta pegawai berpendapatan di bawah Rp 5 juta dengan subsidi gaji atau upah, lebih dari 37 juta keluarga juga mendapat bantuan langsung dari pemerintah baik dalam bentuk tunai maupun sembako.
Baca Juga: Sri Mulyani sebut penerimaan pajak terkontraksi akibat insentif pajak
“Lebih dari 35 juta keluarga dibantu dari sisi tagihan listriknya dengan ditanggung oleh pemerintah 50% dan 100%,” tambah Menkeu.
Oleh sebab itu, Menkeu mengatakan bahwa wajar apabila APBN mengalami tekanan yang cukup dalam. Sebelum terdampak pandemi, pemerintah pun selalu menjaga agar ekonomi Indonesia selalu sehat.
“Sehingga ketika adanya Covid-19, APBN kita tidak jatuh terlalu dalam dibandingkan dengan negara-negara lain,” tambah Menkeu.
Untuk itu, melalui belanja APBN, pemerintah juga memiliki banyak sekali aset-aset negara termasuk membangun jalan, jalur kereta api, gedung-gedung pemerintah, dan sebagainya. Maka aset negara tersebut perlu dioptimalkan yang dikelola oleh lembaga manjemen aset negara.
“Apa lagi ide kreatif yang bisa memberikan nilai tambah serta dapat menciptakan transparasi, akuntabilitas dan tentu produktivitas,” kata Sri Mulyani.
Lewat Acara Grand Final The Asset Manager 2020, Sri Mulyani berharap para finalis dapat mengoptimalkan aset negara, dapat melihat kesempatan dan mengelola berbagai risiko yang akan dihadapi.
Sehingga dengan langkah-langkah tersebut maka akan membantu APBN kedepannya. Sebab, apabila aset negara dikelola secara produktif maka akan menggerakan perekonomian, masyarakat serta mendapat penerimaan bukan pajak.
Selanjutnya: Negara kantongi PPN Rp 297 miliar dari perusahaan asing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News