kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.296.000   9.000   0,39%
  • USD/IDR 16.707   -11,00   -0,07%
  • IDX 8.395   57,53   0,69%
  • KOMPAS100 1.168   8,20   0,71%
  • LQ45 854   5,85   0,69%
  • ISSI 291   2,33   0,81%
  • IDX30 444   1,43   0,32%
  • IDXHIDIV20 513   2,30   0,45%
  • IDX80 132   1,04   0,80%
  • IDXV30 138   1,56   1,14%
  • IDXQ30 141   0,50   0,35%

Sri Mulyani Sayangkan Realisasi Belanja Perlindungan Sosial Daerah turun 27%


Selasa, 21 Desember 2021 / 16:45 WIB
Sri Mulyani Sayangkan Realisasi Belanja Perlindungan Sosial Daerah turun 27%
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyayangkan realisasi belanja perlindungan sosial daerah turun 27%.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati menyayangkan belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hingga November 2021, khususnya pada belanja perlindungan sosial turun hingga 27%.

Sri Mulyani mengatakan, penurunan belanja perlindungan sosial di APBD tersebut, artinya pemda hanya mengandalkan bantuan sosial yang berasal dari pusat dan bukan dari APBD-nya.

“Dengan terkontraksinya belanja perlindungan sosial ini maka pemda harus mendoorng penyerapan bantuan sosial untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19,” tutur Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita secara virtual, Selasa (21/12).

Adapun, realisasi belanja APBD sampai dengan November 2021 naik 2,51% yoy menjadi Rp 829,67 triliun dibandingkan periode sama tahun 2020. Realisasi ini setara dengan 68,04% dari pagu belanja APBD senilai Rp 1.219,38 triliun.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal IV-2021 di Atas 5%

Sri Mulyani memerinci, belanja APBD per jenis terdiri dari belanja pegawai terealisasi Rp 321,26 triliun atau 38,7%, belanja barang dan jasa terealisasi Rp 217,76 triliun atau 26,2%, realisasi belanja modal Rp 90,93 triliun atau 11%, dan realisasi belanja lainnya Rp 199,72 triliun atau 24,1%.

Sementara itu, belanja per fungsi terdiri dari belanja pendidikan  tumbuh 3,9% yoy yakni  sebesar Rp 242,76 triliun atau 19,9% dari pagu APBD. Sri Mulyani mengatakan, belanja ini serapan terbesar diberikan kepada belanja pegawai untuk gaji guru dan tenaga pendidik.

Lalu, belanja kesehatan naik 7,1% yoy menjadi Rp 140,14 triliun atau 11,5% dari APBD. Menkeu mengatakan, pemda perlu lebih cepat lagi dalam penggunaan anggaran untuk penanganan Covid-19, dukungan vaksin, dan insentif nakes.

“Belanja ini didominasi oleh belanja pegawai dan belanja barang,” kata Sri Mulyani. 

Baca Juga: Tersisa Rp 210 Triliun, Anggaran PEN yang Tak Terserap Akan Dikembalikan ke APBN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×