Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa Indonesia tak lagi menjadi tempat transit bagi peredaran narkoba, tetapi menjadi pasar.
“Indonesia sudah jadi target market bukan lagi tempat transit karena ekonomi masyarakat Indonesia meningkat, kelas menengahnya tumbuh dan memiliki kebutuhan untuk leisure,” kata dia pada konferensi pers penggagalan upaya penyelundupan narkoba oleh Ditjen Bea Cukai (DJBC) dan Badan Narkotika Nasional (BNN), Jumat (19/1).
Ia melanjutkan, narkoba sendiri termasuk dalam underground economy atau kegiatan ekonomi yang tak terlihat sehingga transaksinya tak terdeteksi secara ekonomi.
Menurut dia, adanya peredaran narkoba di Indonesia merupakan hal yang merugikan terlepas dari efeknya terhadap kesehatan. Sebab, masyarakat yang tertarik untuk membeli narkoba adalah masyarakat yang mampu secara ekonomi, tetapi membeli barang ilegal.
“Dia jelas menggerus daya beli masyarakat. Dengan dibelinya barang-barang ini, yang kemudian transaksinya tidak terekam sehingga di ekonomi kita, dia tidak terekam tapi valuenya yang ada,” jelasnya.
Pihaknya melalui Ditjen Bea dan Cukai sendiri telah serius menangani masalah ini melalui kerjasama dengan BNN untuk menggagalkan penyelundupan narkotika. Bulan ini, sinergi dua lembaga ini menggagalkan penyelundupan narkotika jenis methamphetamine (sabu) seberat 40 kilogram di Aceh. Sabu dari Penang, Malaysia, ini dibawa melalui jalur laut.
Dari penindakan kali ini, petugas menyita barang bukti berupa 40 kilogram narkotika jenis sabu, lima buah handphone, dan dua unit speedboat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News