Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memaparkan empat tantangan fundamental yang harus dihadapi suatu negara untuk bisa mencapai status negara maju.
Tantangan tersebut, pertama berkaitan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berkaitan erat dengan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi yang sehat.
“Hal yang lebih menantang kalau kita bicara tentang Indonesia 2045 adalah the fundamental problem atau sering disebut structural problem. Suatu negara tidak bisa meneruskan journey to become high income country atau achieving this golden era apabila rakyatnya tidak memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik,” tutur Sri Mulyani mengutip keterangan tertulis, Kamis (23/11).
Baca Juga: Sri Mulyani: Fondasi dan Fundamental Ekonomi Diutamakan Meski Masuk Tahun Politik
Tantangan kedua menuju Indonesia Emas 2045 menurut Sri Mulyani adalah kualitas infrastruktur. Menurutnya, status negara maju hanya bisa diraih apabila suatu negara memiliki kualitas infrastruktur yang baik.
“Again, di dalam konteks struktural ini, APBN memiliki peranan yang luar biasa penting. Kita allocate infrastruktur selama Presiden Jokowi cukup signifikan,” ungkapnya.
Ketiga, adalah tantangan transformasi perekonomian. Menurutnya, ekonomi yang terlalu didominasi oleh sektor primer berupa bahan mentah tidak akan mampu untuk tumbuh. Maka dari itu, program hilirisasi bisa didorong untuk menciptakan nilai tambah.
Baca Juga: Sri Mulyani Minta Aset Negara Dikelola dengan Baik, agar Bermanfaat bagi Ekonomi
Dia bersyukur, Indonesia diberkati dengan sumber daya alam yang melimpah, sehingga bisa dikembangkan sehingga lebih bermanfaat bagi perekonomian.
Keempat, kualitas institusi termasuk regulasi birokrasi menjadi salah satu aspek paling penting dalam membangun dan mencapai Indonesia Emas 2045.
“Untuk membangun dan mencapai Indonesia 2045 adalah kualitas kelembagaan. Di dalamnya termasuk regulasi birokrasi. Ini mungkin adalah yang paling rumit,” ucap Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News