CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.703   65,00   0,41%
  • IDX 7.321   77,30   1,07%
  • KOMPAS100 1.127   9,52   0,85%
  • LQ45 889   2,01   0,23%
  • ISSI 223   2,95   1,34%
  • IDX30 458   0,89   0,19%
  • IDXHIDIV20 553   -0,74   -0,13%
  • IDX80 129   0,68   0,53%
  • IDXV30 138   -0,58   -0,42%
  • IDXQ30 153   -0,01   -0,01%

Soroti keseriusan, pemerintah diminta evaluasi penanganan corona


Minggu, 17 Mei 2020 / 21:09 WIB
Soroti keseriusan, pemerintah diminta evaluasi penanganan corona
ILUSTRASI. Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (15/5/2020). Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya menyatakan dalam beberapa hari terakhir mulai terjadi peningkatan volume kendaraan yang diduga karena banyak perkantora


Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penanganan virus corona (Covid-19) mulai dari imbauan work from home, physical distancing, social distancing, hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB) telah diterapkan di Indonesia selama kurang lebih dua bulan.

Namun hingga kini, sejumlah pihak menilai belum ada tanda-tanda corona akan segera berakhir di Indonesia.

Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah menyoroti keseriusan pemerintah dalam menangani corona.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Minggu (17/5): 17.514 kasus, 4.129 sembuh, 1.148 meninggal

Menurut dia, aspek regulasi jadi salah satu faktor mengapa hingga saat ini corona belum berakhir. "Kebijakan yang berubah-ubah, inkonsisten," kata Trubus kepada Kontan, Minggu (17/5).

Trubus mencontohkan, semula pemerintah melarang mudik bagi siapapun tanpa terkecuali. Namun belakangan, terdapat pelonggaran berupa pengecualian bagi pihak tertentu yang bisa mudik di tengah pandemi corona.

Begitu juga dengan pelonggaran moda transportasi. "Penerapan kebijakan ini pun minim atau bahkan tanpa sosialisasi," ujar dia.

Selain itu, aspek pengawasan kebijakan juga belum optimal. Kemudian, tingkat kedisiplinan masyarakat yang perlu ditingkatkan.

Ke depannya, Trubus berharap, pemerintah dapat meningkatkan tingkat kepatuhan masyarakat, melakukan tes covid-19 secara masif dan menghilangkan ego sektoral antar kementerian/lembaga dalam menangani covid-19.

Sementara itu, Ketua Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwantono mengatakan, kondisi saat ini memang sulit bagi semua pihak. Ia menilai, keberadaan setiap warga di rumah diperlukan untuk mengatasi penyebaran covid-19.

Baca Juga: Hati-hati, beban utang luar negeri Indonesia meningkat

Akan tetapi, lanjut dia, jika semua terlalu lama di rumah pasti akan ada problem sosial ekonomi. Masyarakat mempunyai keterbatasan untuk bertahan tanpa bekerja. Sebab itu, Ia meminta pemerintah untuk meningkatkan penanganan corona agar kondisi bisa kembali normal.

Selain itu, Sutrisno juga menyoroti surat edaran Menteri BUMN Erick Thohir kepada seluruh BUMN yang salah satu poinnya terkait mulai masuk kerja bagi karyawan BUMN.

Meski ini hanya contoh pedoman umum, Sutrisno berharap pembuatan pedoman umum terkait mulai masuk kerja karyawan BUMN perlu memperhatikan data penyebaran corona di suatu daerah serta protokol kesehatan.

Begitu juga terkait fase pemulihan kegiatan BUMN. "Harus selektif dan dengan disiplin Covid-19 yang tinggi," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×