kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Soal upaya pemerintah jaga sektor keuangan, begini kata Sri Mulyani


Rabu, 16 September 2020 / 20:17 WIB
Soal upaya pemerintah jaga sektor keuangan, begini kata Sri Mulyani
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (7/9/2020). Rapat kerja tersebut membahas laporan dan pengesahan hasil Panitia Kerja Pembahasan RUU Pertanggungjawaban dan Pelaksana


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani angkat bicara soal salah satu fokus pemerintah dalam menghalau dampak Covid-19 di Indonesia, yaitu sektor keuangan. 

“Karena kita tahu (penanganan) Covid-19 ini akan membutuhkan dukungan sektor keuangan negara ini. Baik dari sisi penanganan kesehatan, sosial ekonomi,” ujar Sri Mulyani Rabu (16/9).

Sejalan dengan itu, Covid-19 yang belum berakhir hingga kini juga membuat sektor korporasi bahkan individual mendapat tekanan. Tak ayal, mereka akan kesulitan dalam membayar pajak sehingga penerimaan negara pun terancam turun di tengah kebutuhan belanja yang juga membengkak. 

Baca Juga: Menteri BUMN: PMN ke perusahaan BUMN dapat antisipasi ekonomi yang terdampak pandemi

Hal ini juga yang mendorong pemerintah akhirnya melebarkan defisit anggaran di atas 3%. Padahal, biasanya pemerintah akan mengikuti kaidah di mana defisit anggaran tidak boleh di atas 3% Produk Domestik Bruto (PDB). 

“Ini kami relaksasi selama 3 tahun, tujuannya agar kami mampu merespons dari sisi belanja maupun penerimaan dan pembiayaan,” tambah Sri Mulyani. 

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia (World Bank) tersebut juga mengatakan, dalam merumuskan kebijakan, pemerintah seringkali dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit. Pemerintah dituntut cepat dalam bertindak sekaligus harus berhati-hati karena tak jarang pilihan yang diambil membawa risiko. 

Baca Juga: Anggaran kesehatan mencapai 6,2% dari belanja negara dalam RAPBN 2021

Katanya, pemerintah pernah dihadapkan pada pilihan yang bukan terbaik, tetapi pilihan yang terburuk dan kurang buruk, sehingga kalau melakukan satu pilihan, maka akan ada konsekuensi pada pilihan lain (trade off). 



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×