Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana mengatakan bahwa pemberian menu susu pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) diprioritaskan bagi wilayah yang memiliki peternakan sapi perah.
Hal ini sekaligus menjawab isu bahwa menu susu tak diwajibkan dalam menu MBG. Dadan mengatakan, pemetaan wilayah pemberian susu ini juga demi mendorong penyerapan susu dari peternak lokal.
“Susu diutamakan untuk wilayah yang ada sapi perah-nya ini sekaligus untuk mendorong peternakan sapi ada di setiap daerah, minimal provinsi,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (8/1).
Memang terdapat pemotongan anggaran untuk tiap porsi makanan kepada anak-anak penerima MBG, di mana sebelumnya dianggarkan sebesar Rp 15.000 per porsi menjadi Rp 10.000 per porsi.
Dadan menuturkan, anggaran sebesar Rp 10.000 per porsi per anak tersebut dinilai cukup untuk memasukkan susu ke dalam menu. Hanya saja, kata dia, perlu ada pengaturan menu lainnya.
Baca Juga: Susu Tak Wajib di Menu MBG, Pengamat: Rp 10.000 per Porsi Jelas Tak Cukup
“(Rp 10.000 per porsi cukup untuk memasukkan susu?) cukup dengan mengatur susunan menu,” tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Sufmi Dasco mengungkap alasan pemerintah tak mewajibkan susu masuk ke dalam menu MBG. Menurutnya, komponen susu yang tinggi gula tidak selaras dengan tujuan program MBG.
“Gimana mau ada susu, gula semua,” ujarnya saat ditemui di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (7/1).
Di samping itu, Dasco menuturkan, dana yang digelontorkan sebesar Rp 10.000 per porsi per anak dinilai tidak cukup bila memasukkan susu ke dalam menu, padahal sebelumnya Prabowo menganggarkan sebesar Rp 15.000 per anak.
Selanjutnya: China May Trim Fuel Oil Imports Amid 2025 Tax Hike, Sources Say
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Besok di Bali, 2 Wilayah Bebas Guyuran Hujan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News