Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pengadaan helikopter khusus Presiden dan Wakil Presiden menuai pro dan kontra. TNI AU menginginkan helikopter Presiden dibeli dari Italia yakni jenis AW-101. Adapun sejumlah kalangan merekomendasikan pembelian helikopter dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) yakni tipe EC-725.
Meskipun demikian, Direktur Utama PTDI Budi Santoso mengatakan, pihaknya menyerahkan pilihan helikopter yang digunakan sebagai helikopter kepresidenan kepada Presiden Joko Widodo.
"Saya serahkan kepada Bapak Presiden. Kita serahkan mau dipakai apa, Bapak Presiden yang menentukan. Kan yang tahu mau ke mana Bapak Presiden sendiri," kata Budi di sela-sela acara Kompas100 CEO Forum, Kamis (26/11).
Menurut Budi, ada banyak pertimbangan sebelum memutuskan untuk membeli helikopter kepresidenan, bukan hanya masalah teknis namun juga penggunaan. Namun begitu, ia mengaku tidak mengetahui secara terperinci terkait hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih helikopter kepresidenan.
"Suatu barang untuk suatu fungsi selalu ada kelebihan dan kekurangan. Tinggal diatur fungsinya apa. Setiap produk ada kelebihan dan kekurangan. Pertimbangan-pertimbangan selain teknis kan saya tidak tahu, apa pertimbangan sosial atau tidak," jelas Budi.
Beberapa waktu lalu, PT Dirgantara Indonesia (DI) merekomendasikan helikopter antipeluru tipe EC-725 Cougar untuk digunakan sebagai kendaraan Presiden dan Wakil Presiden RI.
Arie menyampaikan, helikopter EC-725 telah dirancang sebagai helikopter antipeluru, terutama pada badan heli bagian samping dan bawah.
"Helikopter Airbus EC-725 sangat direkomendasikan bagi VVIP yakni Presiden dan Wakil Presiden, dan lebih unggul dibandingkan buatan Italia," ujar Direktur Produksi PT DI Arie Wibowo. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News