Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua MPR-RI Bambang Soesatyo mengingatkan agar pengadaan alat kesehatan yang tengah dilakukan pemerintah mengacu pada pelaksanaan Inpres No.6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan (Alkes) yang ditandatangani Presiden Jokowi 8 Juni 2016. Pasalnya, sampai saat ini lebih dari 90% alkes yang masih menggunakan barang impor, padahal sudah cukup banyak produk dalam negeri sudah cukup bersaing.
“Inpres itu adalah political will Presiden Jokowi sehingga harus menjadi semangat membangun kemandirian sektor kesehatan nasional. Saya miris dengan kenyataan sekarang produk alkes produksi anak bangsa belum mendapat perhatian yang layak. Ironis, diantara produk impor sebetulnya produk dalam negeri yang diekspor, kemudian masuk lagi lewat broker dalam pengadaan di dalam negeri,” kata Bambang dalam keterangannya, Jumat (13/8).
Bambang mengakui, Ia cukup terkejut dengan kemampuan PHC Indonesia yang telah mampu mengembangkan berbagai alat kesehatan termasuk ventilator dan cool box yang sangat dibutuhkan di era pandemi Covid-19 ini. Ventilator dengan brand Vent-I merupakan kerjasama PHC-Indonesia dengan Institute Teknologi Bandung (ITB) yang uji klinis yang dilakukan Unpad. Alat ini diproduksi dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri 42,2%.
“Pengembangan produk seperti ini harus mendapat perhatian pemerintah. Sangat disayangkan jika anggaran pemerintah untuk pengadaan alkes hanya dinikmati produk impor, ini tidak hanya menghabiskan devisa tapi juga membuat upaya membangun kemandirian di sektor kesehatan akan semakin jauh,” tegas Bambang.
Baca Juga: Survei DRI: Selama PPKM darurat, keinginan belanja konsumen turun
HC Indonesia adalah pionir produsen alat kesehatan berbasis elektronika dalam negeri yang sudah beroperasi sejak 1991. Sejak awal 2021, bekerjasama dengan ITB PHC Indonesia telah memproduksi ventilator karya anak bangsa, tipe Continuous Positive Airways Pressure (CPAP) Vent-I Essential 3.5. Disamping itu, perusahaan sejak lama juga telah memproduksi serangkaian alat pendingin (refrigerator dan freezer) yang sangat dibutuhkan untuk penyimpanan vaksin.
“Kami sangat menghargai kunjungan Bapak Ketua MPR Bambang Soesatyo. Ini adalah bentuk dukungan yang sangat berharga bagi PHC Indonesia untuk terus berkontribusi menyediakan alkes berbasis elektronika yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi pandemic Covid-19,” kata Chasri Idham Associate Director PHC Indonesia.
Pada masa pandemi seperti sekarang ini, alkes ventilator sangat dibutuhkan dalam kondisi darurat untuk menangani pasien Covid-19 yang mengalami gangguan pernafasan yang karena saturasi oksigen yang rendah.
Ventilator ini mampu meningkatkan saturasi oksigen dengan memberikan masukan oksigen ke pasien dengan fraksi oksigen lebih dari 50% secara terus menerus dengan tekanan terukur (5-15cmH2O). Alat ini sangat dibutuhkan bagi pasien bergejala sedang untuk mencegah mereka tidak masuk ke tahap kritis.
Baca Juga: Duh! NPL Perbankan bisa meningkat gara-gara perpanjangan PPKM
Ventilator Vent-I Essential 3.5 juga dirancang untuk mudah digunakan dengan akurasi kinerja dan efikasi yang tinggi, dibuat dengan bahan medical grade yang aman, sehingga menghasilkan produk bermutu dan handal. Jumlah ventilator yang sedang diproduksi sudah mencapai lebih dari 9000 unit, dengan kapasitas produksi mencapai 37,500 unit per tahun (3,300 unit per bulan).
“Idealnya, setiap Puskesmas di Indonesia mempunyai ventilator Vent-I ini agar sejak awal pasien Covid bisa ditangani dengan baik sehingga tidak berlanjut ke tahap kritis,” kata Bambang.
Selain itu, PHC Indonesia juga telah memproduksi peralatan kesehatan yang sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan dan penyimpanan vaksin Covid-19 sampai ke tingkat penggunaan di pelayanan medis, yaitu serangkaian peralatan biomedical freezer (pembeku biomedis) dan pharmaceutical refrigerator (pendingin farmasi).
“Produk-produk tersebut diproduksi di fasilitas pabrik PHC Indonesia, dengan melakukan hilirisasi inovasi dan penelitian Institusi pendidikan dan dengan pengembangan internal perusahaan yang dilakukan oleh anak bangsa Indonesia, hingga dihasilkan produk alat kesehatan yang safety, bermutu tinggi dan memberikan efikasi yang tinggi kepada pasien, juga memberikan kemudahan untuk penanganan di sarana penunjang kesehatan,” kata Chasri Idham.
Pemasaran Vent-I Ventilator Indonesia ditangani konsorsium PT Rekacipta Inovasi ITB (RII) dan PT Layani Nahdlatul Utama (LNU), Mahkota Power International (MPI), serta didistribusikan oleh PT Gobel Dharma Nusantara (GDN) beserta jaringan distributornya dan jaringan pelayanan purna jual di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Celios prediksi neraca dagang Juli turun karena rendahnya aktivitas ekspor
Sementara itu, untuk peralatan biomedical freezer dan pharmaceutical refrigerator, PT PHC Indonesia telah memproduksi dan memasarkan berbagai tipe dan ukuran. Untuk pembekuan sampai -40°C, PHC Indonesia memproduksi biomedical freezer model MDF-MU549DH dengan kapasitas 479 liter. Alat ini yang sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan vaksin (vaccine development) dengan kandungan lokal TKDN 63% dan kapasitas produksi 7.500 unit per tahun (650 unit per bulan).
Sedangkan untuk kebutuhan penyimpanan (storage) vaksin di sarana/ fasilitas kesehatan sampai -20°C sampai -30°C, bisa menggunakan produk PHC Indonesia tipe MDF-MU339 dengan volume 369 liter, MDF-MU539H dengan volume 504 liter, serta MDF-MU 539DH dengan volume 479 liter. Biomedical Freezer (Pembeku Biomedis) yang sangat dibutuhkan dalam penyimpanan vaksin ini, telah menggunakan komponen lokal dengan TKDN sebesar 73%, dan kapasitas produksi 7,500 unit per tahun (650 unit per bulan).
Untuk peralatan jenis Pharmaceutical Refrigerator (pendingin farmasi) yang dibutuhkan bagi penyimpanan vaksin dalam suhu 2°C sampai 8°C, PHC Indonesia menyediakan alat pendingin tipe MPR-S150 H (165 liter) dan MPR-S300H (345 liter). Untuk refrigerator ini, PHC mempunyai kapasitas produksi 7,500 unit per tahun (650 unit per bulan) dengan TKDN 63%.
“Diharapkan kerjasama yang baik antara institusi pendidikan, pengembang, perusahaan manufaktur, distributor dan pemasok komponen lokal, akan meningkatkan produksi alkes nasional dan meningkatkan penggunaan produk alkes dalam negeri di Indonesia,” kata Dewanto Hari Sulaksono, Direktur PT PHC Indonesia.
Selanjutnya: Cadangan devisa Juli 2021 naik, berikut komponen pendukungnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News