kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Soal pendamping Jokowi, ini kata Wasekjen PPP


Senin, 16 Oktober 2017 / 11:06 WIB
Soal pendamping Jokowi, ini kata Wasekjen PPP


Reporter: Cecylia Rura | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi kubu Romi kembali datang menyambangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Senin (16/10).  Ditemui usai memberikan kelengkapan berkas di KPU RI, Senin (16/10), Wakil Sekretaris Jenderal DPP PPP Bidang OKK Ahmad Baidowi mengatakan hingga saat ini belum bisa memberikan nama yang akan mendampingi Joko Widodo dalam pemilihan presiden jika lolos verifikasi dari KPU RI. Namun menurutnya, sosok pendamping Jokowi nantinya harus representasi dari kalangan Islam.

"Sampai saat ini belum mengarah pada figur tertentu tetapi kriteria calon sudah kami petakan untuk mendongkrak meter pilihan Pak Jokowi. Di antaranya yang paling memungkinkan adalah harus representasi dari kalangan Islam karena muslim di Indonesia itu mayoritas," jelasnya.

Menurutnya, jika hak tersebut dibawa ke dalam Pemilu, secara signifikan akan mendongkrak kemenangan. "Pak Jokowi dari kalangan nasionalis. Kalau wapres itu dari kalangan Islam akan terjadi koalisi nasionalis religius dan saling melengkapi," lanjutnya. Ia mencontohkan, pasangan presiden dan wakil presiden terdahulu seperti sosok Gus Dur yang menggandeng Megawati, lalu Megawati menggandeng Hamzah Haz.

Harapannya, Pak Jokowi bisa berpasangan dengan salah satu tokoh Islam di Indonesia. Sebab, menurut Ahmad Indonesia mencari figur yang bisa mendongkrak elektabilitas Joko Widodo.

Soal nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Ahmad mengatakan sebaiknya Gatot menyelesaikan masa tugas hingga pensiun di TNI. Barulah setelah purna dapat terlihat bagaimana keinginan dan keseriusan Gatot dalam berpolitik.

Namun, Ahmad juga mewanti-wanti agar jangan sampai TNI ikut campur dalam pusaran politik. "Jangan sampai panglima TNI diseret-seret untuk masuk dalam tanda kutip kepentingan politik. Kasihan TNI-nya," tukas Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×