kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.425.000   10.000   0,41%
  • USD/IDR 16.647   -38,00   -0,23%
  • IDX 8.605   55,80   0,65%
  • KOMPAS100 1.189   7,08   0,60%
  • LQ45 854   2,99   0,35%
  • ISSI 306   2,22   0,73%
  • IDX30 440   0,85   0,19%
  • IDXHIDIV20 509   3,08   0,61%
  • IDX80 133   0,59   0,45%
  • IDXV30 140   1,41   1,02%
  • IDXQ30 140   0,46   0,33%

Soal pendamping Jokowi, ini kata Wasekjen PPP


Senin, 16 Oktober 2017 / 11:06 WIB
Soal pendamping Jokowi, ini kata Wasekjen PPP


Reporter: Cecylia Rura | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi kubu Romi kembali datang menyambangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Senin (16/10).  Ditemui usai memberikan kelengkapan berkas di KPU RI, Senin (16/10), Wakil Sekretaris Jenderal DPP PPP Bidang OKK Ahmad Baidowi mengatakan hingga saat ini belum bisa memberikan nama yang akan mendampingi Joko Widodo dalam pemilihan presiden jika lolos verifikasi dari KPU RI. Namun menurutnya, sosok pendamping Jokowi nantinya harus representasi dari kalangan Islam.

"Sampai saat ini belum mengarah pada figur tertentu tetapi kriteria calon sudah kami petakan untuk mendongkrak meter pilihan Pak Jokowi. Di antaranya yang paling memungkinkan adalah harus representasi dari kalangan Islam karena muslim di Indonesia itu mayoritas," jelasnya.

Menurutnya, jika hak tersebut dibawa ke dalam Pemilu, secara signifikan akan mendongkrak kemenangan. "Pak Jokowi dari kalangan nasionalis. Kalau wapres itu dari kalangan Islam akan terjadi koalisi nasionalis religius dan saling melengkapi," lanjutnya. Ia mencontohkan, pasangan presiden dan wakil presiden terdahulu seperti sosok Gus Dur yang menggandeng Megawati, lalu Megawati menggandeng Hamzah Haz.

Harapannya, Pak Jokowi bisa berpasangan dengan salah satu tokoh Islam di Indonesia. Sebab, menurut Ahmad Indonesia mencari figur yang bisa mendongkrak elektabilitas Joko Widodo.

Soal nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Ahmad mengatakan sebaiknya Gatot menyelesaikan masa tugas hingga pensiun di TNI. Barulah setelah purna dapat terlihat bagaimana keinginan dan keseriusan Gatot dalam berpolitik.

Namun, Ahmad juga mewanti-wanti agar jangan sampai TNI ikut campur dalam pusaran politik. "Jangan sampai panglima TNI diseret-seret untuk masuk dalam tanda kutip kepentingan politik. Kasihan TNI-nya," tukas Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×