kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.587.000   -7.000   -0,44%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

Soal Dugaan Fraud Kereta Cepat, Begini Respons Menteri BUMN Erick Thohir


Selasa, 17 Desember 2024 / 19:02 WIB
Soal Dugaan Fraud Kereta Cepat, Begini Respons Menteri BUMN Erick Thohir
ILUSTRASI. Pekerja memeriksa kondisi kereta cepat Whoosh di Depo Kereta Cepat di Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (16/12/2024). Menyambut momen libur Natal dan Tahun Baru 2024, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) melakukan peningkatan keamanan dan keselamatan perjalanan kereta cepat Whoosh di antaranya menempatkan sebanyak 17 unit sensor angin kencang setiap 10 km, sensor gempa sebanyak 7 unit setiap 20 km, dan 1.390 cctv dengan kualitas tinggi untuk memantau berbagai kondisi jalur dan stasiun secara langsung. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/Spt.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara terkait dugaan penyelewengan (fraud) yang menyeret PT Kereta Cepat Indonesia – China (KCIC) alias Whoosh Jakarta – Bandung.

Erick menjelaskan, pihaknya bakal menelusuri lebih lanjut terkait persengkongkolan pengadaan unit kereta cepat atau electric multiple unit (EMU) tersebut. Namun demikian, Erick meyakini KCIC tak menyalahi aturan pengadaan tersebut.

“Kalau KCIC-nya, saya yakin tidak menyalahgunakan proses tender. Apalagi di awal-awal saya menjabat di tahun 2019, program prioritas kereta cepat kan saya coba cek langsung,” ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (17/12).

Baca Juga: KCIC Tanggapi soal Dugaan Persekongkolan Pengadaan Rangkaian Kereta Cepat Whoosh

Erick mengungkapkan, proses pengadaan kereta cepat tersebut memiliki skema governance to governance (G2G) maupun Business to Business (B2B). Meski demikian, bila hal tersebut melibatkan vendor maka perlu dipelajari lebih lanjut.

“Kalau masalah antara vendornya, itu kan perlu dipelajari karena pasti ada payung hukumnya, karena ini ada G2G-nya,” ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, PT KCIC buka suara soal temuan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terkait dugaan adanya persekongkolan dalam pemasokan EMU dalam proyek kereta Whoosh.

General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa menegaskan bahwa KCIC tidak terlibat dalam proses pengadaan penyedia jasa pengangkutan EMU dalam proyek garapannya itu.

Baca Juga: KPPU Endus Dugaan Persekongkolan Tender Pemasok Electric Multiple Unit Proyek Whoosh

"KCIC tidak terlibat dalam proses pengadaan penyedia jasa pengangkutan tersebut," kata Eva dalam keterangannya, Selasa (17/12).

Eva menyebut pengadaan EMU dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Depo Tegalluar dilakukan secara internal oleh PT CRRC Sifang Indonesia sebagai bagian dari konsorsium High-Speed Railway Contractor Consortium (HSRCC).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×