Reporter: Kiki Safitri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) akan memakai data produksi beras dari Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai rujukan. BPS merilis data bahwa produksi beras di tahun ini diperkirakan surplus 2,8 juta ton.
Data terbaru BPS ini menggunakan metode kerangka sampel area (KSA) dengan melakukan penghitungan luas panen gabah kering giling (GKG) kemudian dikonversi menjadi proyeksi produksi beras secara nasional.
"Fakta telah menunjukkan bahwa sekalipun dengan menggunakan metode baru KSA, terbukti produksi padi pada tahun 2018 masih lebih tinggi dari kebutuhannya," kata Sekjen Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro dalam keterangan tertulis, Selasa (30/10).
Melihat kenyataan ini, pemerintah meniadakan impor beras yang diperkuat dengan pernyataan Dirut Perum Bulog bahwa stok beras aman sampai dengan pertengahan tahun depan. Syukur menilai, adanya pendapat sejumlah pihak yang masih berpikir perlunya impor dikhawatirkan dapat mendemotivasi petani padi. “Jika petani tidak menanam, bangsa ini tidak makan," ujarnya.
Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, BPS merupakan satu-satunya lembaga yang diakui undang-undang sebagai referensi acuan data nasional. Karena itu, Kemtan akan terus berpegang pada data yang dikeluarkan BPS.
Selanjutnya, Kemtan akan fokus pada dua misi utamanya, yaitu mewujudkan kedaulatan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News