kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.348.000   -50.000   -2,09%
  • USD/IDR 16.726   -19,00   -0,11%
  • IDX 8.370   -1,56   -0,02%
  • KOMPAS100 1.159   1,71   0,15%
  • LQ45 844   2,78   0,33%
  • ISSI 293   0,51   0,17%
  • IDX30 443   1,88   0,43%
  • IDXHIDIV20 509   1,38   0,27%
  • IDX80 131   0,22   0,17%
  • IDXV30 136   -1,02   -0,74%
  • IDXQ30 140   0,57   0,41%

Skrining Dini Kanker Payudara Selamatkan Nyawa Perempuan Indonesia


Sabtu, 15 November 2025 / 15:09 WIB
Skrining Dini Kanker Payudara Selamatkan Nyawa Perempuan Indonesia
ILUSTRASI. Kanker payudara


Sumber: Kompas.id | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan data Globocan 2022, Indonesia mencatat sekitar 408.661 kasus kanker baru. Dari jumlah itu, sebanyak 16,2% atau 66.271 kasus merupakan kanker payudara. Dan dari 242.988 kematian akibat kanker, sekitar 9,3% atau 22.598 akibat kanker payudara.

Secara global, setiap tahun ada 2,3 juta kasus baruatau sekitar 11,6% dari semua kasus kanker pada wanita. Angka kematian mencapai 666.000kira-kira 6,9% dari semua kematian kanker pada wanita

Ironisnya, di Indonesia sekitar 70% kasus baru terdeteksi pada stadium 3. Padahal, tingkat kesembuhan bisa mencapai hampir 100%  pada stadium awal.

Data ini menegaskan urgensi deteksi dini serta pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk edukasi kesehatan berkelanjutan. Dan memang kesadaran perempuan di Indonesia melakukan skrining atau penapisan kanker payudara masih rendah.

Baca Juga: Prabowo Masuk Daftar Tokoh Dunia Penerima Order of the Renaissance

Tercatat, kurang dari 30\% perempuan yang melakukan pemeriksaan setiap tahun. Hal ini menjadi tantangan dalam deteksi dini kanker payudara di Indonesia.

Ketua Tim Kerja Penyakit Kanker, Direktorat Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan, Endang Lukitosari mengatakan, jumlah perempuan di Indonesia yang melakukan skrining kanker payudara masih kurang dari 30%. Padahal, skrining ini amat penting untuk deteksi awal, sehingga kasus kanker bisa ditemukan pada stadium dini.

”Tren skrining kanker payudara menunjukkan peningkatan. Namun, kita belum puas karena angkanya masih kurang dari 30% perempuan yang melakukan skrining. Artinya, backlog kita masih ada 70% perempuan yang belum melakukan skrining kanker payudara,” katanya, belum lama ini, dikutip dari Kompas.id. 

Maka, Selangkah (Semangat Lawan Kanker) by Siloam International Hospitals menggandeng  PT Cetta Satkaara  menggelar program skrining kanker payudara gratis bagi perempuan Indonesia, khususnya para guru, media dan keluarganya.

Baca Juga: Banyak Aduan Soal SP2DK, Purbaya Minta Ini ke Otoritas Pajak

Kegiatan ini menjadi bagian dari gerakan edukasi kesehatan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran pentingnya deteksi dini kanker payudara serta memperluas akses skrining bagi masyarakat. kolaborasi lintas sektor untuk edukasi kesehatan berkelanjutan di masyarakat.

Perubahan perilaku dimulai dari mereka yang dipercaya publik. Guru dan jurnalis memiliki posisi strategis dalam membentuk kesadaran masyarakat.

"Melalui mereka, pesan tentang pentingnya deteksi dini bisa menjangkau lebih banyak orang dengan cara yang lebih personal dan relevan. kami ingin mereka menjadi bagian langsung dari gerakan edukasi kesehatan ini bersama keluarganya,” ujar Senior Advisor Satkaara, Ruth Andriani, dalam rilis ke Kontan.co.id, Jumat (14/11). 

Program Selangkah by Siloam menargetkan 50.000 perempuan di seluruh Indonesia di tahun 2025 untuk mendapatkan akses skrining kanker payudara gratis. Dari 41 jaringan Siloam International Hospitals, terdapat 35 rumah sakit tersebar di 18 provinsi dan 25 kota/kabupaten yang saat ini menjalankan program Selangkah melalui pemeriksaan USG dan mammografi.

Baca Juga: Ricuh! Popok Hingga Tisu Basah Kena Cukai, Ini Respon Bea Cukai

Hingga November 2025, sebanyak lebih dari 50.000 perempuan telah mengikuti pemeriksaan, dengan temuan hampir mencapai 1% peserta menunjukkan indikasi keganasan.

"Deteksi dini adalah langkah paling efektif untuk menekan angka kematian akibat kanker payudara. Namun deteksi dini tidak akan berjalan tanpa kesadaran kolektif," kata PMO Selangkah, Vania Lundina.

General Practitioner - Breast Cancer Care Alliance MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr. Rosary menegaskan, kanker payudara masih menjadi kasus kanker terbanyak pada perempuan di Indonesia. Kemudian 70% angka kematian pada penderita kanker payudara disebabkan karena sudah stadium lanjut.

"Padahal, ketika ditemukan pada stadium awal, peluang kesembuhannya bisa mencapai hampir 100 persen. Karena itu, deteksi dini adalah langkah nyata paling penting untuk menyelamatkan lebih banyak perempuan," tgasnya. 

Selanjutnya: Adopsi Hybrid Meningkat, Confluent Hadirkan Solusi Data Streaming Privat Cloud

Menarik Dibaca: Hasil Kumamoto Masters 2025, Gregoria Mariska Tunjung Kembali Mencapai Laga Puncak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×