Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah neraca perdagangan sempat mengalami defisit sebesar US$ 0,35 miliar pada April 2020, neraca perdagangan Mei 2020 diramal akan mencetak surplus.
Peneliti ekonomi senior Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi memperkirakan, surplus pada bulan lalu akan sebesar US$ 380 juta alias sekitar US$ 0,4 miliar.
Baca Juga: IHSG diproyeksikan berpeluang tembus lagi di level 5.000 pekan depan
Dari asesmen Eric, surplus tersebut disebabkan oleh ekspor Indonesia yang bisa tumbuh 2,2% mom di tengah penurunan impor yang sebesar 3,7% mom.
Dengan pergerakan tersebut, ekspor diprediksi akan sebesar US$ 12,5 miliar. Pertumbuhan positif secara bulanan tersebut dipengaruhi oleh mulai pulihnya permintaan dari beberapa negar atujuan ekspor Indonesia.
"Khususnya China. Demand negara tersebut mulai berangsur pulih," kata Eric kepada Kontan.co.id, Minggu (14/6).
Sementara penurunan impor disebabkan oleh permintaan barang konsumsi yang mulai turun karena daya beli masyarakat yang melemah. Hal ini sejalan dengan pembatasan aktivitas yang dilakukan oleh pemerintah untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
Baca Juga: Investor asing catat net sell Rp 1,74 triliun pekan lalu, ini pemicunya
Sementara itu, impor bahan baku juga diperkirakan akan menurun seiringdengan permintaan bahan baku dari perusahaan yang tumbuh melambat.
Senada dengan Eric, Ekonom Bank Standard Chartered Aldian Taloputra juga memprediksi neraca perdagangan Mei 2020 akan surplus US$ 263 juta. Ini seiring dengan impor yang turun lebih tajam, yaitu 33,7% yoy, dibandingkan penurunan ekspor yang sebesar 32,9% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News