kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simak efek domino larangan ekspor mineral mentah


Senin, 05 Mei 2014 / 20:12 WIB
Simak efek domino larangan ekspor mineral mentah
ILUSTRASI. Kode Redeem FF Hari ini 12 Desember 2022, Cek Hadiah Gratis yang Bisa Diklaim


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Pil pahit jangka pendek harus dialami perekonomian Indonesia tahun ini akibat pelarangan ekspor mineral mentah atawa ore. Pertumbuhan triwulan pertama 2014 pun secara year on year (yoy) alias tahunan hanya berhasil mencapai 5,21%.

Satu-satunya dari sembilan sektor penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) yang mengalami penurunan adalah lapangan usaha pertambangan dan penggalian. Tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pertambangan dan penggalian turun 0,38% dibanding triwulan I 2013.

Pada periode pertama 2013 laju sektor tersebut meningkat 0,10%. Tidak hanya tambang dan galian, sektor perdagangan besar dan eceran pun melambat pertumbuhannya akibat pelarangan ekspor mineral mentah.

Apabila pada triwulan I tahun lalu laju perdagangan besar dan eceran mencapai 6,53%, maka pada triwulan I tahun ini hanya 4,23%. Alhasil Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada industri pertambangan dan penggalian, perdagangan serta pengolahan menurun tajam.

Lihat, ITB pertambangan dan penggalian dari sebelumnya 106,00 pada triwulan IV 2013 turun menjadi 94,61 pada triwulan I 2014. Industri pengolahan yang sebelumnya 104,16 merosot jadi 99,75.

Penurunan optimisme kalangan pengusaha terhadap perekonomian periode pertama tahun politik terjadi. Kepala BPS Suryamin mengatakan pengaruh pelarangan ekspor mineral mentah cukup signifikan karena mempunyai dampak berikutnya pada sektor industri yang berlipat.

Ekspor bahan bakar mineral pada tiga bulan pertama 2014 sebesar US$ 5,63 miliar. Nilai ini turun 13,29% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 6,49 miliar. Padahal bahan bakar mineral menjadi golongan barang nomor satu penyumbang ekspor non migas terbesar.

Tidak heran apabila kemudian laju pengeluaran ekspor terhadap pertumbuhan pada triwulan I 2014 minus 0,78%. Karenanya pertumbuhan ekonomi pun hanya bisa berhenti pada level 5,21%.

"Sampai kapan perlambatan ini terjadi kita belum tahu. Tergantung upaya pemerintah," ujar Suryamin, Senin (5/5). Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui hal tersebut. Ekspor untuk minerba mengalami penurunan yang signifikan akibat pelarangan ekspor.

Merosotnya kinerja ekspor tentu berimbas pada penerimaan negara. Sayangnya, Chatib masih enggan menjelaskan lebih lanjut perihal target penerimaan terbaru dengan melihat data ekspor serta pertumbuhan ekonomi triwulan I.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×