kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siapkan strategi jika keterisian RS memburuk, Menkes: Yogyakarta dan DKI terberat


Selasa, 13 Juli 2021 / 13:21 WIB
Siapkan strategi jika keterisian RS memburuk, Menkes: Yogyakarta dan DKI terberat
ILUSTRASI. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menyiapkan skenario menghadapi jika tren kasus terus melonjak yang membuat keterisian tempat tidur rumah sakit untuk penanganan pasien Covid-19 semakin memburuk.

"Kami sudah membuat skenario ke depan dibuat dua minggu yang lalu menghitung kira-kira berapa yang harus kita tambah kalau kasusnya memburuk 30% dari sekarang dan sangat memburuk 60% dari sekarang, berapa kekurangan rumah sakit," jelas Menteri Kesehatan (Menkes)a Budi Gunadi Sadikin saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (13/7).

Dalam paparannya, Budi mengungkapkan jika kondisi kasus memburuk sampai 30% dalam jangka waktu dua minggu ke depan maka, situasi yang berat pada rumah sakit diperkirakan akan dirasakan di daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan DKI Jakarta.

"Kalau ada perburukan terus sebesar 30% atau kira-kira 2% sampai 3% dari perhari itu yang berat adalah Yogyakarta dan DKI karena kan kekurangan tempat tidur isolasi dan akan kekurangan tempat tidur ICU," imbuhnya.

Baca Juga: Jika PPKM Darurat diperpanjang, pertumbuhan ekonomi bisa tertekan

Dari estimasi tersebut, pihaknya menyiapkan strategi yang harus dijalankan jika terjadi kesulitan dalam pemenuhan tempat tidur. Dimana penyusunan strategi keterisian tempat tidur telah didiskusikan Kemenkes dengan beberapa gubernur.

Adapun dua daerah yang dirasa akan berat mengahadapi jika terjadi perburukan penambahan kasus dalam dua minggu ke depan, telah disiapkan strategi berbeda.

"Strategi bagi DIY yang sudah terisi sekitar 2000-an tempat tidurnya BOR-nya 91% paling tinggi tetapi kamar tempat tidur di Yogya sebenarnya ada 8.200, yang terisi 2.500, jadi kelihatan tinggi. Tetapi Yogya masih bisa mengkonfirmasi dari 8.200 additional 2.000 saja dipindahkan ke konversi," ungkapnya.

Budi menekankan, agar DIY dapat menambah konversi tempat tidur rumah sakit disana untuk penanganan pasien Covid-19. Dengan penambahan konversi tempat tidur rumah sakit dinilai akan menurunkan BOR DIY yang saat ini cukup tinggi.

"Saya minta tolong ke teman-teman di rumah sakit Jogja tolong lebih disiplin, karena sekarang sedang naik pasien Covidnya, maka didedikasikan dulu untuk Covid. Di Jogja dari 8.247 tempat tidur, baru 2000-an yang didedikasikan untuk covid, [kalau] naik sekitar 4.000 [tempat tidur] begitu dia naik 4.000 tekanan BOR-nya akan turun dari 90% bisa ke 60%," imbuhnya.

Berbeda dengan DKI Jakarta yang saat ini tempat tidur yang telah dikonversi untuk pasien Covid-19 sudah ada 50%, memerlukan strategi yang berbeda. Budi menjelaskan untuk DKI Jakarta strategi yang digunakan ialah meng-convert satu rumah sakit besar menjadi khusus untuk penanganan pasien Covid-19.

"Itu kami lakukan dengan Rumah Sakit Fatmawati, Rumah Sakit Persahabatan, RS Sulianti Saroso. Kami bikin 100% untuk Covid, jadi itu ada tambahan mungkin mendekati 1.000 kamar ini yang juga perlu dilakukan di rumah sakit rumah sakit lainnya di kota-kota lain kalau misalnya sudah makin tinggi," jelasnya.

Kemudian ketiga, menambah Rumah Sakit lapangan atau rumah sakit darurat. Misalnya saja seperti di DKI Jakarta Kemenkes membangun rumah sakit darurat di Wisma Haji Jakarta.

Dalam waktu empat hingga lima hari Pemerintah mengkonversi Wisma Haji menjadi Rumah Sakit Darurat yang memiliki sekitar 700 ruangan untuk perawatan pasien Covid-19 bergejala sedang. Serta terdapat satu gedung di Wisma Haji yang dapat digunakan untuk ruang ICU.

Baca Juga: Lambatnya vaksin gotong royong jadi alasan munculnya vaksin individu

"Kerjasama dengan BUMN di Wisma Haji itu ada satu gedung yang kami pakai untuk ICU, itu bisa lebih dari 100. Jadi totalnya mungkin 900-1.000 tempat tidur yang ada di wisma haji sudah kita bereskan dalam waktu 4-5 hari," ujarnya.

Sebagai informasi total tempat tidur yang ada di Indonesia sekitar 400.000, dimana lewat instruksi Menkes diawal tahun lalu 30% tempat tidur dialokasikan untuk pasien Covid-19. Maka total ada 120.000 tempat tidur rumah sakit yang kini digunakan sebagai penanganan pasien Covid-19.

Adapun sebelum lebaran total tempat tidur yang diisi ialah 23.000. Namun, dalam 6 sampai 7 minggu terakhir keterisian tempat tidur naik hingga 90.000.

Budi mengungkapkan, sebesar apapun upaya meningkatkan tempat tidur isolasi pasien yang terpapar Covid-19 takkan pernah cukup jika penanganan disisi hulu tidak optimal.

Oleh karenanya, Budi menegaskan pentingnya bagi masyarakat untuk tetap patuh pada 5M dan di rumah saja menjauhi kerumunan.

"Apapun yang kami lakukan di rumah sakit tidak akan pernah cukup kalau kita tidak membereskan di sisi hulunya. Kalau kita tidak disiplin jaga jarak, pakai masker dan jangan kemana-mana stay at home itu penting sekali. Kasihan teman-teman di rumah sakit kasihan para dokter kasihan nakes yang nanti akan menerima gelombang pasien," tegas Budi.

Selanjutnya: Jepang akan kirim lagi vaksin Covid-19 ke Taiwan minggu ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×