kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setahun memerintah, pasar kecewa dengan Jokowi


Senin, 19 Oktober 2015 / 17:13 WIB
Setahun memerintah, pasar kecewa dengan Jokowi


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Esok, 20 Oktober 2015, genap setahun Jokowi memerintah. Awalnya, ekspektasi pasar terhadap pemerintahan mantan Wali Kota Solo ini sangat tinggi. Namun, setelah 12 bulan menjalankan roda pemerintahan, kepercayaan pasar pun menciut.

Purbaya Yudhi Sadewa, Pengamat Ekonomi dan Pasar Modal mengatakan, Jokowi dihadapi dengan melambatnya perekonomian global. Sehingga, hal ini berimbas ke perekonomian dalam negeri. Namun, pemerintah berupaya memperbaiki kondisi dengan mengeluarkan sejumlah paket kebijakan. Paket kebijakan tersebut menurut Purbaya mendapat respons positif dari para pelaku pasar.

Paket kebijakan itu dinilai usaha serius pemerintah untuk membenahi perekonomian di dalam negeri. Namun, efeknya belum akan terlihat dalam waktu dekat. Paling tidak, enam bulan ke depan baru bisa terlihat dampaknya. Ia memberi catatan, proses kerja dari kabinet Jokowi harus dibenahi.

Ia mengibaratkan, Jokwi seperti kusir yang menarik kuda-kudanya. Padahal seharusnya Jokowi memecut para menterinya untuk bekerja lebih cepat dan efisien. "Sebenarnya, pasar menginginkan orang-orang yang lebih baik di beberapa posisi menteri perekonomian," ujarnya, Senin (19/10).

Para pelaku pasar, lanjut dia, menginginkan kepastian, terutama terkait kelanjutan sejumlah proyek. Seperti, proyek listrik 35.000 mega watt (MW). Hal yang sama juga dikemukakan David Nathanael Sutyanto, Analis First Asia Capital. Menurut dia, para pelaku pasar kecewa.

"Tetapi, bukan berarti pemerintahan Jokwi jelek, pemerintahan Jokowi responsif terhadap pasar" kata dia. Beberapa keberhasilan antara lain kebijakan mengenai bahan bakar minyak (BBM), inflasi lebih terkendali, khususnya ketika Lebaran kemarin. Hal ini akibat adanya operasi pasar. Tetapi, negatifnya, serapan anggaran yang masih minim.

Selain itu, komunikasi pemerintah juga buruk. Ia mencontohkan, ketika pemerintah ingin menggenjot pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia (BI) tidak kunjung menurunkan suku bunga. Sehingga, terjadi ketidaksinkronan kebijakan antara keduanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×