Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) - Maruf Amin genap berusia setahun sejak dilantik pada 20 Oktober 2019. Jika dilihat, selama kurang lebih lima bulan pertama pemerintahan berada dalam kondisi normal. Namun, tujuh bulan berikutnya, setidaknya hingga saat ini, pemerintahan Jokowi harus menghadapi tantangan berat yakni pandemi corona (Covid-19).
Anggota Komisi XI DPR, Ahmad Najib Qodratullah mengatakan, pandemi corona berdampak pada terganggunya target yang dipasang Jokowi - Maruf Amin.
"Saya rasa dengan munculnya pandemi, seluruh target ekonomi Presiden Jokowi terganggu," kata Najib kepada Kontan, Senin (19/10).
Meski begitu, politisi PAN ini mendorong pemerintah untuk fokus menangani pandemi sebagai prioritas tanpa meninggalkan perhatian terhadap ekonomi dalam negeri. Hal lain yang mesti dilakukan adalah pemerintah jangan pernah ragu untuk memberikan intervensi kebijakan mempertahankan daya beli masayarakat dan konsumsi masyarakat.
"Antisipasi terus dampak-dampak lanjutan dari pandemi dan penurunan kemampuan ekonomi sampai kepada masalah-masalah sosial yang akan timbul," ujar dia.
Baca Juga: Setahun Jokowi-Ma'ruf Amin, Asaki apresiasi stimulus dan regulasi pemerintah
Selain itu, Najib menyoroti koordinasi antar kementerian/lembaga. Ia mengatakan, koordinasi menjadi salah satu permasalahan yang membuat kebijakan Jokowi seringkali tidak optimal.
Hal ini dapat dilihat pada tingkat serapan anggaran kementerian yang sempat rendah di awal penanganan pandemi akibat dari rendahnya koordinasi antar lembaga. Meski dalam beberapa bulan terakhir terdapat perbaikan, Najib mendorong pemerintah untuk terus meningkatkan koordinasi antar kementerian/lembaga.
"Pastikan program/kebijakan berjalan secara menyeluruh koordinasi baik antar lembaga," tutur Najib.
Sementara itu, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin menyoroti kinerja komunikasi politik menteri ekonomi Jokowi yang masih jauh dari harapan.
Ujang mengatakan, kinerja itu masih jauh dari ekspektasi publik. Contoh kecil, Jokowi meminta pejabat dan rakyatnya untuk menggunakan masker. Akan tetapi, menteri ekonomi dan menteri lainnya tak menggunakan masker ketika foto bersama di Bali beberapa waktu lalu.
"Ini kan komunikasinya kacau balau," kata Ujang kepada Kontan, Senin (19/10).
Ujang juga menyoroti kinerja pemerintah dalam penanganan pandemi covid-19 yang jauh panggang dari api. Walaupun pemerintah sudah kerja keras, tetapi faktanya kasus positif covid-19 terus meningkat. Padahal, pemulihan ekonomi bergantung pada seberapa baiknya penanganan pandemi.
"Rakyat menilainya masih minus kinerjanya," imbuh Ujang.
Selanjutnya: Setahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, APSyFI: Perlu tegaskan pengetatan impor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News