kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Setahun Jokowi-Ma'ruf Amin: Target terganjal wabah corona, komunikasi kabinet lemah


Senin, 19 Oktober 2020 / 17:14 WIB
Setahun Jokowi-Ma'ruf Amin: Target terganjal wabah corona, komunikasi kabinet lemah
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin memimpin rapat terbatas lanjutan pembahasan dampak virus Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) - Maruf Amin genap berusia setahun sejak dilantik pada 20 Oktober 2019. Jika dilihat, selama kurang lebih lima bulan pertama pemerintahan berada dalam kondisi normal. Namun, tujuh bulan berikutnya, setidaknya hingga saat ini, pemerintahan Jokowi harus menghadapi tantangan berat yakni pandemi corona (Covid-19).

Anggota Komisi XI DPR, Ahmad Najib Qodratullah mengatakan, pandemi corona berdampak pada terganggunya target yang dipasang Jokowi - Maruf Amin.

"Saya rasa dengan munculnya pandemi, seluruh target ekonomi Presiden Jokowi terganggu," kata Najib kepada Kontan, Senin (19/10).

Meski begitu, politisi PAN ini mendorong pemerintah untuk fokus menangani pandemi sebagai prioritas tanpa meninggalkan perhatian terhadap ekonomi dalam negeri. Hal lain yang mesti dilakukan adalah pemerintah jangan pernah ragu untuk memberikan intervensi kebijakan mempertahankan daya beli masayarakat dan konsumsi masyarakat.

"Antisipasi terus dampak-dampak lanjutan dari pandemi dan penurunan kemampuan ekonomi sampai kepada masalah-masalah sosial yang akan timbul," ujar dia.

Baca Juga: Setahun Jokowi-Ma'ruf Amin, Asaki apresiasi stimulus dan regulasi pemerintah

Selain itu, Najib menyoroti koordinasi antar kementerian/lembaga. Ia mengatakan, koordinasi menjadi salah satu permasalahan yang membuat kebijakan Jokowi seringkali tidak optimal.

Hal ini dapat dilihat pada tingkat serapan anggaran kementerian yang sempat rendah di awal penanganan pandemi akibat dari rendahnya koordinasi antar lembaga. Meski dalam beberapa bulan terakhir terdapat perbaikan, Najib mendorong pemerintah untuk terus meningkatkan koordinasi antar kementerian/lembaga.

"Pastikan program/kebijakan berjalan secara menyeluruh koordinasi baik antar lembaga," tutur Najib.

Sementara itu, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin menyoroti kinerja komunikasi politik menteri ekonomi Jokowi yang masih jauh dari harapan.

Ujang mengatakan, kinerja itu masih jauh dari ekspektasi publik. Contoh kecil, Jokowi meminta pejabat dan rakyatnya untuk menggunakan masker. Akan tetapi, menteri ekonomi dan menteri lainnya tak menggunakan masker ketika foto bersama di Bali beberapa waktu lalu.

"Ini kan komunikasinya kacau balau," kata Ujang kepada Kontan, Senin (19/10).

Ujang juga menyoroti kinerja pemerintah dalam penanganan pandemi covid-19 yang jauh panggang dari api. Walaupun pemerintah sudah kerja keras, tetapi faktanya kasus positif covid-19 terus meningkat. Padahal, pemulihan ekonomi bergantung pada seberapa baiknya penanganan pandemi.

"Rakyat menilainya masih minus kinerjanya," imbuh Ujang.

Selanjutnya: Setahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, APSyFI: Perlu tegaskan pengetatan impor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×