Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Dialog yang diselenggarakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dengan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden meninggalkan kesan tersendiri. Kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden ini sama-sama hadir dan memaparkan visi misi mereka, khususnya yang berkaitan dengan dunia usaha bila kelak terpilih menjadi presiden dan wakil presiden pada pemilihan umum presiden dan wakil presiden pada 9 Juli 2014 yang akan datang.
Menurut salah seorang sesepuh Kadin, M.S. Hidayat. Kedua pasangan calon pemimpin bangsa Indonesia lima tahun ke depan itu sama-sama pro pada kemajuan usaha di Indonesia. Namun, ia mengamati, pemaparan pasangan nomor urut 2, Jokowi-JK, lebih mudah dipahami lantaran bermain pada tataran mikro dan teknis.
"Tadi pasangan yang pertama, Prabowo-Hatta mereka memaparkannya secara konseptual. Sedangkan pasangan yang kedua, Jokowi-JK, memaparkan lebih teknis dan lebih dalam sasaran mikro,"ujar mantan Ketua Kadin ini di Djakarta Teater, Jumat malam (20/6).
Menteri Perindustrian ini mengatakan pembawaan Jokowi maupun JK saat memamparkan program mereka itu lebih mudah dipahami karena lebih realistis. Karena itu, ia menilai, masyarakat pasti akan lebih mudah memahami program Jokowi-JK karena lebih ke tatanan mikro.
Hidayat mengambil contoh, ketika ditanya terkait cara mengatasi beban subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Pasangan Jokowi-JK mengatakan akan membangun kilang minyak dalam negeri dan memberantas mafia impor atau minyak. Sementara, pasangan Prabowo-Hatta berjanji memberikan insentif untuk mengurangi impor minyak dan mengurangi subsisi BBM dalam jangka 3 tahun sampai 5 tahun. Namun tidak dijelaskan secara teknis caranya bagaimana.
Sementara Wakil Ketua umum Kadin Indonesia bidang Infrastruktur Rachmat Gobel berpendapat menilai kedua pasangan ini memiliki tujuan yang sama dalam memajukan perekonomian Indonesia. Namun nantinya gagasan mereka itu akan dibuktikan dalam pelaksanaanya saja. "Saya melihat keduanya bagus dalam hal pemikiran dan mendorong pertumbuhan ekonomi, tinggal pelaksanaannya saja nanti," bebernya.
Menurut Gobel, salah satu langkah yang dilakukan pemerintah baru dalam mendorong pertumbuhan ekonomi adalah dengan mendorong investasi di sektor rill dan sektor makro serta meningkatkan daya saing produk Indonesia di mata dunia.
Ia mengatakan, dari pengatakan para pengusaha, dari waktu ke waktu daya saing produk Indonesia terus turun karena adanya tumpang tindih peraturan yang tidak harmonis. Maka yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah mendatang adalah membangun transfer teknologi dan memberi nilai tambah pada produk dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News