Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
Menanggapi hal tersebut, ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy berpendapat bahwa langkah yang tepat untuk menjaga pasar keuangan dari dampak virus corona adalah dengan menjaga rasio likuiditas.
Menurutnya, dalam menjaga rasio likuiditas ini, BI juga bisa mewajibkan bank-bank untuk memegang SBN atau mata uang lain. Namun, Yusuf pun melihat langkah ini juga mengandung resiko, yaitu bisa menghambat perdagangan SBN di pasar sekunder.
Baca Juga: Berpotensi lanjut melemah, ini rekomendasi analis untuk saham United Tractors (UNTR)
Sementara untuk selanjutnya, Yusuf memandang bahwa potensi adanya capital outflow masih akan mungkin terjadi lagi dalam satu bulan ke depan, terutama di pasar obligasi.
Apalagi dengan masih belum adanya tanda-tanda virus yang mulai mereda dan bertambah banyaknya korban meninggal akibat virus ini dan pasar pun masih melihat perkembangan dari virus corona ini.
"Jadi ini memang bergantung dari seberapa cepat pemerintah China untuk menyelesaikan masalah virus corona juga," tandasnya.
Baca Juga: Ditutup gara-gara corona, resor dan kasino Wynn merugi US$ 2,6 juta per hari
Akan tetapi, Yusuf juga melihat bahwa potensi outflow tersebut masih bisa ditahan oleh adanya rencana penerbitan SBN oleh pemerintah dalam waktu dekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News