kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   8.000   0,48%
  • USD/IDR 16.280   -60,00   -0,37%
  • IDX 6.874   42,67   0,62%
  • KOMPAS100 1.027   9,18   0,90%
  • LQ45 804   7,61   0,95%
  • ISSI 209   1,79   0,86%
  • IDX30 417   3,07   0,74%
  • IDXHIDIV20 502   3,96   0,79%
  • IDX80 117   1,16   1,00%
  • IDXV30 121   0,44   0,36%
  • IDXQ30 137   1,02   0,75%

Sembako dan korupsi tantangan Jokowi-JK di 2016


Kamis, 24 Desember 2015 / 15:55 WIB
Sembako dan korupsi tantangan Jokowi-JK di 2016


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Founding Father House (FFH) merilis hasil survei Persepsi dan Harapan Publik terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla di 2016.

Peneliti Senior FFH, Dian Permara menjelaskan, sejumlah 41,9% publik melihat kondisi ekonomi di Indonesia tidak baik. Adapun publik yang menilai baik sejumlah 22,7% dan yang menilai sangat tidak baik sejumlah 12,9%.

Dalam surveinya, publik juga diajukan sejumlah pertanyaan yang jawabannya mengerucut pada desakan publik agar pemerintah segera menyelesaikan masalah harga sembako yang mahal dan masalah korupsi.

"Dengan kuesioner terbuka kita bertanya, masalah apakah yang paling mendesak untuk ditangani pemerintah? Tidak kita tawarkan jawabannya. Paling banyak menjawab harga sembako mahal," tutur Dian dalam acara diskusi di Senayan, Jakarta, Kamis (24/12).

Dian memaparkan, sebanyak 22,5% publik menjawab harga sembako mahal. Sedangkan masalah kedua paling mendesak menurut publik adalah korupsi, yaitu 7,4%.

Sementara itu, masalah lainnya yang dinilai mendesak oleh publik secara berturut-turut adalah masalah lapangan pekerjaan (12,1%), kemiskinan (10,7%) dan pengangguran (9,3%).

"Kami juga bertanya, apa yang terlintas di benak mengenai situasi ekonomi saat ini? Harga sembako mahal masih di urutan pertama, 27, 1%," kata Dian.

Adapaun di posisi kedua masih ditempati Korupsi (17,5%), diikuti oleh Tarif Dasar Listrik (TDL) naik (15,5%) dan pengangguran (11%).

Sementara itu, survei dengan pertanyaan lainnya juga menunjukkan bahwa pada 2016, sebanyak 16,4% publik berharap Jokowi-JK harus bertindak cepat dan tegas dalam bersikap serta mengambil kebijakan.

"Itulah potret persepsi publik terhadap sejumlah harapan kepada pemerintah Jokowi-JK pada 2016 yanh terekam dalam hasil riset akhir tahun FFH," tutur Dian.

Adapun, survei dilakukan pada 31 November-22 Desember 2015. Sampel diperoleh melalui teknik systematic random sampling. Jumlah responden 813 orang yang sudah memiliki hak pilih. Sementara tingkat kepercayaan survei ini mencapai 95%. (Nabilla Tashandra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×