kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BBM turun, harga pangan juga harus turun


Rabu, 23 Desember 2015 / 23:11 WIB
BBM turun, harga pangan juga harus turun


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kebijakan menurunkan harga bahan bakar minyak jenis premium dan solar dikritik. Menurut Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi seharusnya penurunan harga BBM diikuti pula dengan turunnya harga kebutuhan pangan dan tarif angkutan umum.

"Pemerintah jangan hanya menurunkan harga BBM, tetapi gagal menurunkan harga kebutuhan pangan dan atau tarif transportasi umum," ujar Tulus, Rabu(23/12).

Tulus mengatakan apabila harga BBM turun tetapi harga kebutuhan pokok tidak maka dinilainya ada sesuatu yang tidak beres.

"Jika harga BBM turun, tetapi harga kebutuhan pokok tidak turun, berarti ada sesuatu yang tidak beres dalam sistem pasar kebutuhan pokok," kata Tulus.

Selain itu, YLKI juga meminta pemerintah melakukan audit 'berapa sebenarnya harga keekonomian BBM?'.

Karena itu YLKI menilai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) seharusnya bisa melakukan audit terhadap harga BBM, sehingga harga BBM hasil audit BPK, lebih transparan dan akuntabel.

"Jangan menurunkan harga BBM, tapi harga keekonomian BBM itu sendiri masih tanda tanya besar," ujarnya.

Lebih lanjut Tulus juga sampaikan, pemerintah mestinya bisa menerapkan kebijakan harga BBM yang lebih cerdas dan berkesinambungan dengan menerapkan kebijakan 'oil fund'.

Dia jelaskan, 'oil fund' ini bisa digunakan sebagai 'dana tabungan'. "Artiya jika harga minyak mentah dunia turun, maka harga BBM tidak perlu turun. Sebaliknya, jika harga minyak mentah dunia naik, pun harga BBM tidak perlu naik," jelasnya.

"Model seperti ini lebih memberikan kepastian berusaha, baik untuk sektor retailer, pengusaha angkutan, dan juga masyarakat konsumen. Sehingga masyarakat tidak terombang-ambing dengan fluktuasi harga BBM," tutupnya.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah mengumumkan penurunkan harga jual Premium dan Solar. Untuk Premium turun Rp 150/liter, sedangkan solar turun signifikan Rp 800/liter.

Demikian diumumkan Menteri ESDM, Sudirman Said, di Istana Negera, Jakarta Pusat, Rabu (23/12).

"Harga Premium dari Rp 7.300/liter turun jadi Rp 6.950/liter ini harga keekonomian, tapi karena ada pungutan dana ketahanan energi Rp 200/liter untuk premium, maka harga Premium jadi Rp 7.150/liter," kata Sudirman.

"Sedangkan untuk harga solar dari Rp 6.700/liter harga keekonomiannya saat ini Rp 5.650/liter itu sudah termasuk subsidi Rp 1.000/liter, kemudian ditambah dana ketahanan energi Rp 300/liter untuk solar, jadi harganya Rp 5.950/liter," pungkasnya. (Srihandriatmo Malau)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×