kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,22   -11,30   -1.21%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Seluruh kandidat punya rekam jejak & pengalaman memimpin daerah


Senin, 19 Februari 2018 / 11:58 WIB
Seluruh kandidat punya rekam jejak & pengalaman memimpin daerah
ILUSTRASI. BAKAL CAGUB DAN CAWAGUB SULSEL


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Empat calon gubernur dan wakil gubernur Sumatra Selatan siap bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pikada) pada tahun ini. Dari empat pasangan itu, semuanya memiliki pengalaman dan rekam jejak sebagai kepala daerah.

SERU dan panas, begitulah gambaran singkat jika membahas soal Pertarungan Pemilihan Gubernur (Pilgub) di Sumatera Selatan (Sumsel) pada tahun ini.
 
Penyebabnya adalah karena semua kandidat alias empat calon yang akan berlaga memiliki pengalaman sebagai kepala daerah sebelumnya.
 
Kenyataan ini jelas membuat para kandidat bisa mengobral janji serta bercerita kesuksesannya selama menjadi pemimpin di daerahnya masing-masing.
 
Keempat pasangan tersebut yaitu Dody Reza Alex-Giri Ramandha Kiemas, Herman Deru-Marwadi Yahya, Ishak Mekki-YudhaMahyudin, dan Aswari Rivai-Muhammad Irwansyah.
 
Pengamat Politik Yunarto Wijaya menilai, keempat pasangan tersebut sepertinya akan mengerucut pada persaingan ketat dua kandidat, yakni Dody-Giri dan Herman-Marwadi.
 
Prediksi ini tak terlepas dari latar belakang masing-masing calon. Dody saat ini menjabat sebagai Bupati Musi Banyuasin periode 2017–2021. Dia adalah anak Gubernur Sumsel saat ini Alex Noerdin. Alex sendiri telah menjabat dua periode sebagai Gubernur Sumsel sejak tahun 2008 silam.
 
Posisi Dody dinilai makin kuat lantaran berpasangan dengan Giri Ramandha Kiemas. Selain menjabat sebagai Ketua DPRD Sumsel saat ini, Giri adalah keponakan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri.
 
Sumsel saat ini dipimpin oleh gubernur yang berhasil mengangkat nama Sumsel dari sekadar sebuah provinsi di Sumatera jadi provinsi yang punya nama di dunia internasional dan hal ini bisa jadi keunggulan Dody-Giri, kata Yunarto kepada KONTAN, Jumat (16/2).
 
Yunarto bilang rekam jejak Alex Noerdin sebagai kepala daerah baik di Sumsel dan dulu di Musi Banyuasin jelas akan mempengaruhi elektabilitas Dody di Pilgub nanti.
 
Dody tak akan sungkan menjadikan ayahnya sebagai panutan dalam menyusun kebijakan nanti. Apalagi, Alex dinilai berhasil selama menjadi kepala daerah, seperti membuat kebijakan pendidikan gratis di Musi Banyuasin serta mampu mengerek ekonomi Sumsel setiap tahun. Alex juga diklaim berhasil memeratakan pembangunan di tiap wilayah.
 
Berdasarkan data, ekonomi Sumsel tahun 2017 lalu tumbuh 5,51% atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Sedangkan, inflasi Sumsel tahun lalu hanya 2,96% atau di bawah rata-rata nasional.
 
Jadi pilkada Sumsel kali ini adalah pilkada ketika pemilih akan membandingkan calon yang ada dengan Alex Noerdin sebagai pendahulu yang dianggap berhasil, ujarnya.
 
Calon lain yang mungkin akan muncul ke permukaan dalam Pilgub Sumsel nanti adalah Herman-Mawardi.
 
Alasan menjadikan Herman sebagai pesaing Dody tak lain karena Herman adalah pesaing Alex pada Pilgub Sumsel 2013 silam. Mereka akan bersaing dengan Herman Deru, pesaing Alex Noerdin di 2013," ujarnya.
 
Herman Deru sendiri tercatat sebagai Bupati Ogan Komering Ulu (OKU) Timur dua periode yakni 2005–2010 dan 2010–2015. Sementara, Mawardi Yahya, calon wakilnya adalah mantan Bupati Kabupaten Ogan Ilir 2005–2010 dan 2010–2015.
 
Yunarto menyebut Herman-Mawardi diprediksi bakal menggunakan pendekatan pembangunan ke daerah terpencil. Untuk memperoleh suara, pasangan ini diperkirakan akan menggalang isu terkait pembangunan Sumsel yang tidak boleh hanya bersifat mercusuar saja. Ini terkait kegiatan besar SEA Games dan Asian Games yang sukses memoles ekonomi Sumsel sejauh ini.
 
"Mereka akan menekankan bahwa pembangunan harus menyentuh daerah-daerah terpencil, apalagi keduanya adalah mantan bupati dua periode, ujarnya.
 
Meski ada dua kandidat kuat, Yunarto tak bisa mengesampingkan keberadaan dua calon lain yakni Aswari-Irwansyah dan Ishak-Yudha.
 
Aswari adalah Bupati Lahat dua periode yang akan berakhir masa jabatan pada tahun 2018. Sedangkan, Irwansyah atau Wawan adalah Walikota Pangkal Pinang (Bangka–Belitung) yang masa jabatannya berakhir tahun ini juga.
 
Satu pasang calon lain yang tersisa adalah Ishak-Yudha. Ishak adalah wakil gubernur yang menjabat saat ini atau bisa dibilang sebagai calon petahana. Sebagai calon yang ikut memimpin Sumsel, Ishak dinilai memiliki basis kekuatan suara tersendiri karena kerap turun ke masyarakat.
 
Sedangkan pasangan Ishak adalah Yudha yang memiliki latar belakang konsultan, akademisi serta tokoh Penggiat Teknologi Informasi di kota Palembang. Nilai tambah Yudha adalah putra kedua politisi senior Golkar yang juga mantan Wakil Gubernur Sumsel 2003–2008 Mahyuddin.
 
Ishak walau menjadi calon petahana, dinilai tak bisa dengan mudah mendulang suara di Pilgub ini. Sebab publik Sumsel yang mendukung Alex Noerdin diprediksi akan memilih Dody. Sedangkan, pihak oposisi terhadap Alex Noerdin diprediksi bakal lebih menyerahkan suaranya kepada Herman ketimbang Ishak
 
Yang pasti dari latar belakang para calon itu, sejatinya tak ada calon underdog alias tak diunggulkan. Rekam jejak mereka menunjukkan bahwa semuanya adalah calon pemimpin yang berpengalaman serta punya basis pemilih masing-masing. Selain pemerataan ekonomi, isu yang akan diangkat oleh calon gubernur nantinya adalah soal daya beli masyarakat, serta pembangunan infrastruktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×