CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.897   -71,00   -0,45%
  • IDX 7.244   -64,72   -0,89%
  • KOMPAS100 1.108   -9,77   -0,87%
  • LQ45 880   -6,75   -0,76%
  • ISSI 219   -1,76   -0,80%
  • IDX30 450   -3,79   -0,84%
  • IDXHIDIV20 542   -4,79   -0,88%
  • IDX80 127   -1,16   -0,90%
  • IDXV30 136   -1,38   -1,00%
  • IDXQ30 150   -1,42   -0,94%

Selepas Lebaran, konsumsi solar mulai dibatasi


Rabu, 23 Juli 2014 / 15:40 WIB
Selepas Lebaran, konsumsi solar mulai dibatasi
ILUSTRASI. Drama original Mantan Tapi Menikah akan tayang di Viu akhir Januari 2023


Reporter: Widyasari Ginting | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Siap-siap bagi para pengguna bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis solar. Pasalnya, selepas Lebaran ini konsumsi solar bakal dibatasi.

Pemerintah akan mulai membatasi penjualan solar. Langkah awalnya dengan tidak menjual solar subsidi khususnya di wilayah Jakarta Pusat."Ini tujuannya untuk menghemat konsumsi penggunaan BBM bersubidi. Kemarinkan kuota 48 juta kiloliter turun menjadi 46 juta kiloliter," ujar Anggota Komite BPH Migas Ibrahim Hasyim, Rabu (23/7). 

Ibrahim menjelaskan bahwa berapa pun pasokan solar berubsidi yang diberikan Petamina untuk stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) di daerah Jakarta Pusat selalu habis terjual. Padahal jumlah masyarakat kecil yang menggunakannnya dinilai tak terlalu banyak. "Gimana BBM bersubsidi mau tepat sasaran?" ujar Ibrahim. 

Untuk tahap pertama, solar bersubdisi akan mulai berhenti di salurkan untuk Jakarta Pusat terlebih dahulu. Daerah ini dinilai konsumsi solar bersubsidinya lebih kecil dibandingkan daerah lainnya. Sementar konsumsi untuk daerah lain mulai dikurangi sebagian. Jika berhasil, tak menutup kemungkiann sistem seperti ini akan diberlakukan di daerah yang berbeda. 

Meski enggan menerangakan secara detail bagaimana peraturan sistem ini berlangsung, Ibrahim menjelaskan bahwa sudah ada aturan jelas dalam radius berapa meter SPBU di kawasan Jakarta Pusat ini tak lagi menjual solar berubsidi. 

Bagi para pengelola transportasi umum di kawasan ini yang juga menggunakan solar berubsidi, sudah dihimbau untuk melakukan pengisian bahan bakar di luar daerah Jakarta Pusat.  Sosialisasi secara massal sendiri dinilai Ibrahim tak perlou dilakukan karena memang pengguna bahan bakar solar bersubsidi di daerah ini terbilang sedikit. 

Sistem seperti ini rencananya akan dilakukan uji coba selama tiga bulan, kemudian dilakukan evaluasi. Ibraham bilang pada upaya penghematan bahan Bakar di Batam, konsumsi bahan bakar bersubsidi di kota tersebut mampu tunrun hingga 30%, sehingga ia mengaharakpan bahwa upaya yang dilakukan di Jakarta Pusat ini juga akan memberikan dampak lebih dalam menghemat bahan bakar bersubsidi. 

Menteri Perekonomian Chairul Tanjung enggan berkomentar soal rencana ini pemberhentian penjual solar berubsidi ini. Ia mengaku belum mendapat laporan dari Pertamina, terkait renca pemberhentian penjualan solar yang dijadwalkan mulai Agustus mendatang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×