kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Seleksi Dirut Pertamina melalui DDI dipertanyakan


Rabu, 19 November 2014 / 23:00 WIB
Seleksi Dirut Pertamina melalui DDI dipertanyakan
ILUSTRASI. Antrean kendaraan pemudik saat arus balik lebaran di Gerbang Tol Cikampek Utama, Jawa Barat, Senin (24/4/2023) malam.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Proses assessment yang dilakoni PT Daya Dimensi Indonesia (DDI) selaku pihak ketiga yang ditunjuk Kementerian BUMN untuk mencari calon Direktur Pertamina dinilai bukan bagian krusial dari penentuan siapa sosok yang bakal menempati posisi strategis tersebut.

Pengamat Ekonomi Politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, proses fit and proper test nantinya oleh tim penilai akhir kepada para calon merupakan bagian terpenting.

Meski begitu, Dahnil menyiratkan, bukan berarti assessment penentuan para calon bos Pertamina itu bukan bagian penting dari proses pemilihan. Terlebih, sambungnya, berembus kabar tak sedap soal afiliasi Rini Soemarmo dengan PT DDI.

"Yang jelas mekanisme fit and proper tes itu saya pikir substansi yang menentukan menteri dan presiden yang disebut penilai akhir. Apalagi untuk BUMN sekelas Pertamina. Kalau pihak ketiga seperti DDI itu bagi saya cuma kepentingan formalistik. Tapi juga mesti diwaspadai, apalagi rumor di publik mengenai DDI korelatif dengan network Soemarno sangat kental, meski sudah dibantah ya oleh beberapa pihak," ujar Dahnil, Rabu (19/11).

Dahnil mengatakan, jika tim penilai memiliki komitmen manajerial, transparansi, integritas, dan akuntabilitas baik, tentu calon berkemampuan dan rekam jejak bersih yang bakal terpilih.

"Tapi sekali lagi semuanya sangat tergantung komitmen penujuk dirut BUMN itu sendiri yaitu Menteri BUMN, presiden, dan wapres. Tapi statement Rini Soemarno agak aneh kemarin, akan melibatkan Menteri ESDM juga, ini yang mesti ditelisik", kata Dahnil.

Dahnil menyarankan, uji kelayakan terhadap para calon yang dilakukan tim penilai, sebaiknya dilakukan secara terbuka. Itu, kata Dahnil, akan menunjukkan keseriusan Rini memperbaiki kinerja Pertamina.

"Idealnya (tim penilai) harus membuka, ada transparansi. Ada uji publik, sehingga media, civil socity bisa memberikan masukan. Tapi itu kalau Rini dan tim penilai serius ingin memperbaiki Pertamina," tegas Dahnil.

Dari informasi yang beredar, proses assessment PT DDI menghasilkan sejumlah nama yang lolos seleksi eksternal. Disebut-sebut mereka juga masih terafiliasi dengan jaringan bisnis keluarga Soemarno. Mereka yang disebut-sebut lolos proses proses assessment eksternal untuk kemudian diuji kelayakan oleh tim penilai akhir di antaranya adalah Ahmad Faisal Mantan Dirut Niaga Pertamina era Ari Soemarno, Widhyawan mantan Deputi SKK Migas yang juga staf khusus Sudirman Said. Dua kandidat lain adalah Budi Sadikin mantan Dirut Mandiri dan Rinaldi Firmansyah mantan Dirut Telkom.

Informasi tersebut masih berupa rumor dan belum terkonfirmasi. Belum ada keterangan dari sejumlah nama tersebut, termasuk dari pihak kementerian BUMN soal hasil assessment dari pihak ketiga yang mereka tunjuk tersebut.

Kabar terakhir menyebutkan, sejumlah nama hasil assessment PT DDI sudah berada di Kemeterian BUMN untuk dilakukan proses berikutnya.

Adapun soal rumor adanya afiliasi antara Rini dan pihak peng-assessment, PT DDI telah memberikan klarifikasi dalam bentuk keterangan pers yang disebar ke sejumlah media. Secara jelas, PT DDI membantah punya afiliasi dengan Rini Soemarmo.

"PT Daya Dimensi Indonesia dengan ini menyatakan tidak memiliki hubungan kepemilikan saham secara langsung maupun tidak langsung dengan pejabat Kementerian BUMN. Dalam proses seleksi Dirut Pertamina maupun di perusahaan-perusahaan lainnya, metode assessment center yang kami gunakan merupakan salah satu bagian dari proses uji kepatutan dan kelayakan. Sehingga hasil yang kami sampaikan bukan menjadi satu-satunya variabel penentu. Selain itu metode assessment center yang kami gunakan mengacu pada etika pelaksanaan assessment center yang berlaku secara internasional dan telah diadopsi di Indonesia,” tulis pendiri dan pemilik PT DDI, Rozan Anwar dalam keterangannya.

Rozan juga menyebut, Daya Dimensi Indonesia yang bergerak di bidang pengelolaan sumber daya manusia menjalin kemitraan dengan lembaga yang bereputasi global, yakni Development Dimensions International.

Menteri Rini juga telah membantah rumor tersebut. Rini bahkan mempersilakan publik untuk mengecek. “Tidak benar kalau berafiliasi dengan kakak saya. Silakan cek saja sendiri,” katanya. (Wahyu Aji)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×