kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Selama tahun 2018 terjadi surplus beras sebesar 2,85 juta ton


Senin, 22 Oktober 2018 / 20:09 WIB
Selama tahun 2018 terjadi surplus beras sebesar 2,85 juta ton
ILUSTRASI. Petani panen padi


Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Presiden RI Jusuf Kalla memimpin rapat lintas Kementerian dan Lembaga pada hari ini, Senin (22/10) di kantor Wakil Presiden.

Rapat tersebut dalam rangka upaya memperbaiki kesalahan perhitungan produksi beras nasional agar dapat menghasilkan statistik beras yang lebih akurat.

Rapat ini merupakan kelanjutan dari beberapa rapat sebelumnya yang membahas mengenai penyempurnaan metodologi perhitungan produksi beras.

Berdasarkan keterangan resmi Sekretariat Wakil Presiden, Senin (22/10), dari hasil penyempurnaan perhitungan produksi beras yang dibahas dalam rapat tersebut, dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) luas panen sampai dengan bulan September 2018 sebesar 9,5 Juta hektare.

Sementara, dengan memperhitungkan potensi sampai Desember 2018, luas panen sepanjang tahun ini diperkirakan mencapai 10,9 Juta hektare.

Berdasarkan perhitungan luas panen tersebut juga diperkirakan produksi Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 49,65 juta ton hingga September 2018. Sampai akhir tahun, diperkirakan total produksi GKG tahun 2018 mencapai 56,54 Juta ton atau setara dengan 32,42 Juta ton beras.

Pada rapat tersebut juga terungkap bahwa konsumsi beras baik secara langsung di tingkat rumah tangga maupun konsumsi tidak langsung yang telah dimutakhirkan menurut BPS untuk tahun 2017 adalah 111,58 kg per kapita per tahun atau 29,57 Juta ton/tahun.

Dengan demikian, bila diasumsikan konsumsi beras yang telah disesuaikan untuk tahun 2018 sama dengan tahun 2017, maka selama tahun 2018 terjadi surplus beras sebesar 2,85 Juta Ton.

Secara garis besar, tahapan dalam perhitungan produksi beras dimulai dari perhitungan Luas Lahan Baku Sawah Nasional, perhitungan Luas Panen dengan Kerangka Sampel Area (KSA), perhitungan Tingkat Produktivitas Lahan Per Hektar, serta perhitungan angka konversi dari Gabah Kering Panen (GKP) ke Gabah Kering Giling (GKG) dan angka konversi dari GKG ke beras. Keseluruhan tahapan ini dilakukan oleh BPS bekerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait.

Dalam rapat yang dipimpin langsung oleh Wakil Presiden tersebut hadir para Menteri terkait termasuk Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sofyan Djalil, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, serta Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Selain itu, hadir pula Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Kepala Sekretariat Wakil Presiden, Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan/Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Koordinator Staf Ahli Wakil Presiden Sofyan Wanando, Staf Ahli Wakil Presiden Mohammad Ikhsan dan Juru Bicara Wakil Presiden Husain Abdullah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×