Reporter: Herlina KD | Editor: Edy Can
JAKARTA. Indonesia dan Slovakia berkomitmen meningkatkan kerjasama perdagangan antar dua negara. Komitmen ini ditunjukkan dengan penandatanganan nota kesepahaman antar kedua negara, Selasa (11/10).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan mengatakan, potensi investasi yang akan mengalir dari investor Slovakia ini bisa mencapai US$ 1 miliar. Namun, dia berharap investasi Slovakia bisa digenjot karena nilainya masih terbilang kecil.
Untuk tahap awal, Gita mengungkapkan, beberapa sektor yang akan menjadi prioritas investasi Slovakia antara lain di sektor energi terbarukan dan sektor pertanian. "Prioritasnya mereka punya teknologi, kita manfaatkan teknologi mereka," ujarnya Selasa (11/10).
Hanya saja, Gita bilang realiasi investasi Slovakia paling cepat baru bisa masuk sekitar dua sampai tiga tahun lagi. Pasalnya, Slovakia masih membutuhkan waktu untuk melakukan riset dan pendalaman sebelum menggelontorkan investasinya ke Indonesia.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menambahkan, Slovakia juga berencana membenamkan investasinya di sektor semen dan pembangkit listrik. Catatan saja, beberapa nota kesepahaman yang ditandatangani Indonesia dan Slovakia antara lain kerjasama proyek pembangkit listrik di Lombok dan di Riau, kerjasama dengan BNI dan LPEI terkait dengan pembiayaan perdagangan (trade financing), co-financing, reasuransi dan yang lainnya.
Dalam kerjasama ini, Indonesia juga bisa memanfatkan peluang berinvestasi di Slovakia. Hatta menambahkan, peluang kerjasama dengan Slovakia merupakan salah satu cara Indonesia untuk mendiversifikasi pasar.
Hatta beralasan Slovakia merupakan basis produksi untuk Eropa. Salah satu komoditas yang bisa masuk ke Slovakia antara lain CPO sebagai bahan baku untuk biodiesel. "Slovakia bisa menjadi basis produksi biodiesel yang bahan bakunya berasal dari kita (Indonesia)," jelas Hatta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News