Reporter: Yudho Winarto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah Slovakia berencana meningkatkan hubungan kerjasama bilateral dengan Indonesia. Sebagai langkah awalnya, Slovakia mengikat kerjasama dengan Indonesia dengan nilai investasi mencapai US$1 miliar.
"Ada tujuh perjanjian antara pemerintah dan pihak swasta dengan nilai mencapai US$1 miliar," kata Presiden Slovakia Y.M. Ivan Gasparovic dalam pernyataan pers bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Senin (10/10).
Secara terbuka, Presiden Gasparovic menyampaikan besar keinginannya untuk memperluas kerjasama Slovakia selaku anggota Uni Eropa dengan Indonesia. Terlebih untuk mengatasi isu-isu masa akan datang seperti persoalan gejolak ekonomi akibat krisis utang di sejumlah negara Eropa.
Ada beberapa kerjasama yang bakal ditingkatkan antar kedua negara. Sebut saja sektor perdagangan, pertanian, pembangkit listrik, dan pabrik mesin-mesin berat. "Jad ada pandangan global menyangkut fungsi negara kita, dimana kita bisa saling membantu," katanya.
Sementara itu, Menteri koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan, besok (11/10) bakal digelar business forum dengan ditandai penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) antar investor. "Jadi kita akan ada 11 MoU yang akan ditandatangani. MoU ini bisa dikatakan murni B to B berupa investasi," katanya.
Hatta menyebutkan sejumlah proyek yang dibidik para investor Slovakia yakni pembangunan pabrik semen di Jawa Tengah maupun di Papua Barat, pabrik ban di Tangerang, dan pembangkit listrik di Lombok dan Batam. Selain itu juga kerjasama dalam pengembangan dan penanaman gandum di Indonesia.
"Saya sangat mengharapkan kesuksesan gandum, terutama yang sekarang ini masih dalam percobaan yang disebut dengan tropic wheat. Jadi gandum yang bisa hidup di daerah tropis," katanya.
Sejauh ini, nilai investasi Slovakia ke Indonesia dapat dibilang belum ada. Dengan demikian, komitmen ini menjadi tonggak baru bagi hubungan kedua negara. "Nilai perdagangan saja itu masih kurang dari US$100 juta, ini adalah terobosan," katanya.
Hatta mengungkapkan ada beberapa faktor yang menjadi pemikat para investor Slovakia untuk berinvestasi di Indonesia. Pertama terkait program Master Plan Percepat dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3EI). Kedua, pertumbuhan Indonesia yang terbilang pesat terutama di kawasan Asia Tenggara serta adanya peningkatan proteksi dan investasi. "Ini sedang difinalisasi di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)," katanya.
Hatta berharap sejumlah proyek investasi dari Slovakia ini dapat terealisasi sepenuhnya pada tahun 2014. Mengingat investasi yang dibidik investor Slovakia merupakan investasi besar, seperti pembangunan pabrik semen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News