Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama masa peralihan musim alias pancaroba seperti saat ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai angin kencang atau puting beliung. Fenomena angin kencang ini bentuknya berputar menyerupai belalai.
Puting beliung keluar dari awan Cumulonimbus (CB) dan terjadi di daratan, Jika terjadi di perairan, namanya water spout.
Tapi, tidak semua awan CB bisa menimbulkan fenomena puting beliung. "Ada kondisi tertentu seperti ketika labilitas atmosfer yang melebihi ambang batas tertentu yang mengindikasikan udara sangat tidak stabil," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam siaran pers, Kamis (31/10).
Baca Juga: Peringatan dini BMKG: Hari ini hujan berpotensi turun di 12 provinsi
Nah, berikut tanda-tanda akan terjadi puting beliung:
- Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
- Udara mulai pagi hari sudah terasa panas serta cukup terik dan gerah.
- Umumnya mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis-lapis). Di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
- Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu/hitam yang dikenal dengan awan CB.
- Pepohonan di sekitar tempat kita berdiri, ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat karena hembusan angin.
- Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri.
- Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan lebat tiba-tiba. Bila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
- Jika 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada masa pancaroba, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun akan diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.
Baca Juga: Masyarakat mesti waspada, ini daftar zona potensi aktif gempa di Indonesia
Karakteristik puting beliung atau angin kencang berdurasi singkat. Ini detailnya:
- Sangat lokal. Luasannya berkisar 5-10 km.
- Waktunya singkat, umumnya sekitar atau kurang dari 10 menit.
- Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, tapi terkadang menjelang malam hari.
- Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama
- Sangat sulit diprediksikan karena sifat kejadian fenomenanya sangat lokal.
- Proses terjadinya puting beliung memiliki kaitan yang erat dengan fase tumbuh awan cumulonimbus (CB).
Baca Juga: BMKG: Tahun depan, kemungkinan tidak ada potensi anomali iklim
Imbauan untuk mengantisipasi puting beliung:
- Jika terdapat pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh agar segera ditebang untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut.
- Memperkuat bagian atap rumah yang rapuh karena sangat mudah sekali terhempas oleh puting beliung. Sedangkan atap rumah yang permanen, kemungkinannya kecil untuk terhempas.
- Bila melihat awan yang tiba-tiba gelap padahal sebelumnya cerah, sebaiknya untuk tidak mendekati daerah awan gelap tersebut.
- Cepat berlindung dalam ruangan yang kokoh. Hindari berdiri di dekat pepohonan yang berpotensi roboh, atau menjauh dari lokasi kejadian karena fenomena tersebut sangat cepat terjadi.
- Untuk jangka panjang pohon di pinggir jalan diganti dengan pohon akar berjenis serabut, seperti pohon asem dan pohon beringin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News