Reporter: Yudho Winarto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengapresiasi kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejauh ini. Dirinya mengucapkan terima kasih kepada KPK atas ketegasan dan kinerjanya dalam memberantas korupsi.
"Tentu saja kita juga mendorong jajaran Kepolisian, Kejaksaan Agung, dan jajaran Mahkamah Agung untuk melakukan hal yang sama," kata SBY dalam pidato Kenegaraan, Kamis (16/8).
Presiden juga menekankan, tidak boleh terjadi kongkalikong antara pemerintah, Dewan Perwakilan Rakyat, aparat penegak hukum, dan dunia usaha yang menguras uang negara, baik APBN maupun APBD. "Namun, harus saya akui, ternyata masih banyak pelaku tindak pidana korupsi, baik dari jajaran pemerintahan, pemerintah daerah, DPR dan DPRD, hingga aparat penegak hukum," jelasnya.
SBY mengakui ominasi tindak pidana korupsi cenderung meluas dan membesar ke sejumlah daerah, mulai dari rekrutmen pegawai di kalangan birokrasi, proses pengadaan barang dan jasa, hingga di sejumlah pelayanan publik. Modusnya pun beragam, mulai dari yang sederhana berupa suap dan gratifikasi, hingga yang paling kompleks dan mengarah pada tindak pidana pencucian uang.
Karena itu, pemberantasan tindak pidana korupsi harus terus jalankan. SBY meminta Kepolisian, Kejagung, dan KPK sebagai institusi penegak hukum, harus betul-betul saling mendukung dan menguatkan. "Terhadap masalah ini, sikap saya jelas dan tegas, hukum harus ditegakkan, tidak boleh tebang pilih, tidak boleh pandang bulu, dan harus memberi efek jera serta menjamin keadilan dan kesetaraan di depan hukum," tegasnya.
SBY juga menekankan akan pentingnya kerjasama antar penegak hukum, bukan bersaing secara tidak sehat dan saling melemahkan. "Karena itu, menegakkan hukum terletak pada keberpihakan untuk mengungkap penyimpangan, bukan untuk menutup-nutupinya," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News