Reporter: Yudho Winarto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan, posisi Indonesia di mata dunia internasional lambat laun semakin diperhitungkan. Suara Indonesia semakin didengar.
"Atas berbagai permasalahan dunia, semakin sering kita dimintai pendapat; “What does Indonesia think?”," kata SBY dalam pidato kenegaraan di gedung MPR/DPR/DPD, Kamis (16/8).
Dengan kata lain, hal ini membuktikan, sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, Indonesia dapat berdiri tegak di kancah internasional. SBY menuturkan, 14 tahun lalu di saat Indonesia terkena hantaman krisis, Badan Moneter Internasional (IMF) datang memberikan pinjaman dengan persyaratan yang justru menambah kesulitan perekonomian.
"Kini di saat ekonomi negeri kita terus tumbuh, IMF datang bukan menawarkan pinjaman, tetapi untuk berkonsultasi dan bertukar pikiran dengan Indonesia dalam mengatasi krisis global," katanya.
Sebagai salah satu anggota di G-20, Indonesia senantiasa memberikan dukungan untuk mencapai pertumbuhan global yang makin kuat, berimbang, inklusif, dan berkelanjutan. SBY menegaskan Indonesia mendorong koordinasi G-20 bagi terciptanya keamanan pangan dan energi, pembanginan infrastrktur, proteksi sosial, financial inclusion, perdagangan yang adil, dan penciptaan lapangan kerja.
Selain itu, dalam menyikapi krisis ekonomi global dalam kerangka G-20, Indonesia mendorong adanya keterkaitan di tiga arena di lingkup nasional, kawasan, dan global. Dalam lingkup nasional, masing-masing negara harus berupaya menyehatkan pereonomiannya. Di kawasan zona Eropa, Indonesia mendorong segera terdapat solusi dalam mengatasi krisis ekonomi.
SBY juga menjelaskan, di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur diharapkan mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dunia. Dalam lingkup global, diperlukan kerjasama kolektif, kebijkan yang tepat, didorong oleh perdagangan dan investasi, serta penguatan sektor keuangan secara seksama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News