kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

SBY masih godok komoditas yang dikuasai Bulog


Senin, 06 Agustus 2012 / 20:48 WIB
SBY masih godok komoditas yang dikuasai Bulog
ILUSTRASI. Bukalapak


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Pemerintah masih terus bekerja untuk menjalankan program revitalisasi Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai badan stabilisasi pangan. Sejauh ini masih mengkaji komoditas mana saja yang hendak dikuasai oleh Bulog ini.

"Sekarang sedang berjalan dan dirumuskan. Dalam waktu dekat akan final. Bulog akan kita revitalisasi memberikan fungsi stabilisasi harga. Komoditas apa, jangan sampai keliru," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Senin (6/8).

Langkah ini sebagai respons dari fluktuasi harga pangan. SBY menegaskan harga pangan tingkat dunia akan berubah-ubah dari masa ke masa. Dalam kurun waktu 8 tahun terakhir, terjadi kenakan harga. "Tidak ada suatu negara yang bisa memastikan tidak ada gejolak harga," katanya.

SBY mengaku banyak menerima masukan menyangkut usulan revitalisasi peran Bulog ini sebagai stabilisasi pangan. Tidak heran, jika SBY langsung membentuk tim yang melibatkan lintas kementerian untuk menggodok rencana ini. "Dalam waktu dekat diumumkan misi peran dan wilayah kerjanya seperti apa," katanya.

Yang pasti fungsi dan peran Bulog nantinya tidak hanya untuk menjaga cadangan beras pemerintah serta menyalurkan beras untuk kelompok rumah tangga miskin (raskin). Tetapi diperluas ke komoditas pangan lainnya khususnya yang berdampak langsung ke masyarakat, yaitu 9 bahan kebutuhan pokok.

Menurutnya saat ini adalah waktu yang tepat mengembalikan peran Bulog di tengah kekeringan yang melanda sejumlah negara yang mengancam ketahanan pangan. Sebagai contoh, harga komoditas kedelai saat ini tengah melambung akibat kekeringan yang melanda Amerika sebagai produksi kedelai terbesar. Melambungnya harga kedelai berimbas pada industri tahu tempe di Indonesia.

Indonesia harus mengimpor kedelai lantaran pasokan dalam negeri hanya mampu mencukupi 800.000 ton per tahun. Sedangkan kebutuhan kedelai mencapai 2,5 juta ton per tahun.

Oleh sebab itu, terlepas untuk mengembalikan peran Bulog untuk stabilisasi pangan. SBY kembali menekankan kebijakan ketahanan pangan untuk lima komoditas yakni beras, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi. Sebagaimana tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN 2010-2014).

Menurut SBY, sudah ada tiga komoditas yang dapat dikatakan aman yaitu beras, jagung, dan gula. Sedangkan untuk dua komoditas lainnya seperti kedelai dan daging sapi masih perlu ditingkatkan produksinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×