Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Di tengah semakin melemahnya mata uang rupiah ke level Rp 12.000 per dollar Amerika Serikat (AS), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan para menterinya untuk tetap menjaga daya beli masyarakat agar perekonomian Indonesia tidak jatuh.
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah mengatakan Presiden menilai mempertahankan daya beli masyarakat masih tumbuh merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi melemahnya nilai tukar rupiah. Di sisi lain, SBY juga meminta agar pemerintah tetap memberikan insentif bagi dunia usaha agar tidak jatuh akibat goncangan krisis yang saat ini tengah mengancam perekonomian Indonesia.
"Presiden menginstruksikan untuk terus memonitor pelemahan mata uang rupiah, mata uang regional, dan melakukan evaluasi. Tapi Presiden juga memperhatikan agar para menteri fokus juga menjaga daya beli masyarakat agar tidak terganggu," terang Firmanzah, Jumat (29/11).
Selain mempertahankan daya beli masyarakat, SBY juga meminta agar jajarannya agar terus menarik para investor berinvestasi di Indonesia. Hal itu penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan di tengah situasi perekonomian yang kurang kondusif.
Bahkan, SBY juga telah meminta Asosiasi Kelapa Sawit untuk turut mendukung pemerintah melakukan perbaikan transaksi neraca perdagangan dengan meningkatkan impor minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO). Presiden juga mendorong agar kebijakan mengurangi impor diesel dengan bauran biofuel harus segera dilakukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News