Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengaku melakukan intervensi atas pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo bilang bahwa intervensi yang dilakukan oleh bank sentral adalah dalam rangka menjaga stabilitas nilai tukar.
Agus menegaskan, BI selalu menjaga nilai tukar rupiah untuk selalu dalam kondisi yang smooth alias halus. "BI selalu menjaga stabilitas nilai tukar. Intervensi kami lakukan. Kami selalu ada di pasar," ujar Agus di Gedung BI, Jakarta, Jumat (29/11).
Meski begitu, Agus belum dapat menyebutkan besaran cadangan devisa yang dimiliki Indonesia saat ini pasca BI melakukan intervensi terhadap nilai tukar rupiah. Asal tahu saja, jika bank sentral melakukan intervensi terhadap stabilitas nilai tukar rupiah, maka hal itu melibatkan pengurangan cadangan devisa.
Agus bilang, pada waktunya nanti, Bank Indonesia akan mempublikasikan posisi terakhir besaran cadangan devisa yang dimiliki saat ini. Agus menegaskan, meski terjadi pelemahan nilai tukar rupiah, namun pasar mata uang asing atau valuta asing di Indonesia saat ini jauh lebih likuid dibandingkan dengan semester I-2013 lalu.
"Kondisi pasar valas saat ini jauh lebih likuid. Kalau dilihat dari terbentuknya harga, maka lebih baik. Dan yang penting adalah persepsi pasar, bahwa mereka bisa akses kepada valas dan juga rupiah dengan baik," jelas Agus.
Sebagaimana diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kemarin (28/11) sempat menyentuh Rp 12.018 per dolar AS. Angka itu merupakan level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari yang sama adalah Rp 11.930.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News