kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

SBY ajak etnis Tionghoa ciptakan perdamaian


Selasa, 19 Februari 2013 / 21:10 WIB
SBY ajak etnis Tionghoa ciptakan perdamaian
ILUSTRASI. Kata asosiasi UMKM terkait insentif PPh Final yang dijanjikan pemerintah


Reporter: Noverius Laoli |

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajak masyarakat keturunan Tionghoa turut menciptakan suasana yang aman, tenteram, damai dan teduh di Indonesia. Ajakan tersebut disampaikan SBY saat memberikan sambutan pada perayaan Imlek Nasional di Plenary Hall Jakarta Convention Center, Selasa (19/2).

"Secara khusus memasuki tahun politik ini, kami mengajak masyarakat Tionghoa dan segenap komponen bangsa untuk ciptakan suasana yang aman dan teduh," ujar SBY, di hadapan masyarakat Tionghoa. Menurut presiden, potensi kegaduhan pada tahun politik ini cukup tinggi dan hal itu bisa mengganggu ketenangan dan ketenteraman hidup masyarakat.

Karena itu, SBY mengundang masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Tionghoa untuk fokus pada agenda-agenda besar untuk kelangsungan bangsa ke depan. Sebab menciptakan kemakmuran bersama menjadi prioritas pemerintah. Menurut SBY, tantangan pada tahun 2014 nanti, ketika agenda politik penting yakni pemilu diselenggarakan, masyarakat tidak mudah jatuh dalam provokasi pihak-pihak tertentu.

Menurut SBY tema Imlek kali yakni “Rasa Malu Besar Artinya Bagi Manusia," sangat relevan bagi bangsa Indonesia. Pasalnya rasa malu sering terasa memudar, dan tergerus oleh nilai-nlai materialistik, kepentingan sesaat dan praktik jalan pintas. Masih terjadinya kasus-kasus korupsi, kongkalikong, aksi kekerasan, fitnah, caci maki dan berbagai pemberitaan yang mengumbar keburukan adalah tanda-tanda merosotnya rasa malu dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Sejak tahun 2000, Tahun Baru Imlek telah dirayakan secara nasional sebanyak 14 kali berturut-turut. Pertama sekali pada zaman pemerintahan Gus SDur, dilanjutkan kemudian oleh Megawati, dan SBY.

Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Di Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Imlek sangat beragam. Namun perayaan Imlek kerap melekat dengan tradisi perjamuan makan malam pada malam tahun baru, kue keranjang, penyulutan kembang api dan datangnya hujan sebagai tanda pembawa berkah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×