kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Satgas Covid-19: Daerah asal dan tujuan mudik mengalami kenaikan kasus signifikan


Jumat, 18 Juni 2021 / 07:23 WIB
Satgas Covid-19: Daerah asal dan tujuan mudik mengalami kenaikan kasus signifikan
ILUSTRASI. Sejumlah pasien orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 berkumpul saat kunjungan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Pembelajaran ketiga, provinsi Bali dan Sulawesi Selatan pada tahun 2020 masuk 5 besar kenaikan tertinggi, pada tahun 2021 posisinya digantikan DI Yogyakarta dan Jawa Barat. Sehingga di tahun ini provinsi 5 besar seluruhnya dari Pulau Jawa yakni Jawa Tengah, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat.

Dan mengingat 5 provinsi ini adalah daerah asal dan tujuan mudik, maka kenaikan tertinggi ini dapat dikaitkan dengan mobilisasi masyarakat selama periode libur Idul Fitri.

Faktanya, meskipun sudah diberlakukan periode peniadaan mudik sebelum dan setelah Idul Fitri, mobilitas arus mudik dan arus balik Jabodetabek tetap meningkat signifikan. Mobilitas pun juga terjadi dalam kota di mana terjadi peningkatan mobilitas masyarakat ke pusat perbelanjaan selama periode Idul Fitri.

Baca Juga: Menpan RB Tjahjo Kumolo sebut belum ada keputusan lockdown di kantor pemerintahan

Adanya periode penambahan arus balik ke Jabodetabek selama satu Minggu paska Idul, dapat menyebabkan periode dampak yang ditimbukan menjadi satu sampai dua Minggu.

Dampak dari suatu periode libur panjang biasanya terjadi 4 - 6 Minggu lamanya, namjndengan adanya periode tambahan ini, bisa saja dampak dari periode Idul Fitri ini bisa saja bertahan selama 7 - 8 minggu.

Dan keadaan di tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Di mana tahun 2021 masyarakat sudah lelah setelah berjibaku dengan pandemi selama lebih dari 1 tahun. Sementara keinginan untuk menjalani kehidupan normal, dan menjalankan roda ekonomi harus dilakukan.

"Untuk itu seluruh lapisan masyarakat perlu gotong royong dan bahu membahu menghadapinya. Pemerintah perlu untuk terus menguatkan penanganan hingga level terkecil dengan melakukan tindakan-tindakan konkrit dalam waktu genting, dan masyarakat perlu menerapkan protokol kesehatan," pungkas Wiku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×